Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah melonjak di menit terakhir pada Selasa (18/8/2015) setelah seharian tertekan oleh sentimen The Fed dan data ekspor Indonesia.
Pergerakan rupiah di pasat spot hari ini berakhir menguat 0,16% atau terapresiasi 22 poin ke Rp13.800 per dolar AS.
Rupiah menguat di menit terakhir setelah seharian tertekan dengan level paling lemah di Rp13.859 per dolar AS.
Lonjakan tajam rupiah di menit terakhir mengindikasikan intervensi BI di pasar spot. Hari ini, yield SUN RI bertenor 10 tahun turun 3 basis poin ke 8,643%.
Tekanan terhadap rupiah muncul dari spekulasi arah kebijakan moneter The Fed dan rilis data neraca perdagangan yang menunjukkan ekspor turun tajam pada Juli 2015.
The Fed pada dini hari nanti akan merilis minutes rapat FOMC bulan lalu. Bank Sentral AS tersebut diperkirakan mulai menaikkan suku bunga acuan pada September.
Ekspor Indonesia pada Juli merosot ke level terendah sejak Februari 2010. Badan Pusat Statistik melaporkan nilai ekspor Indonesia turun 19,23% year on year menjadi US$11.408,5.
Bank Indonesia hari ini mengumumkan suku bunga acuan di level 7,5%. BI juga menyatakan rupiah mengalami overshoot akibat devaluasi yuan dan spekulasi The Fed.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pagi tadi ditetapkan di Rp13.831 per dolar AS, melemah 68 poin dari Rp13.763 per dolar AS yang ditetapkan pada Jumat.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level | Perubahan |
18/8/2015 | Rp13.800 | +0,16% |
17/8/2015 | Rp13.822 | -0,25% |
14/8/2015 | Rp13.787 | -0,14% |
13/8/2015 | Rp13.768 | +0,23% |
13/8/2015 | Rp13.800 | -1,42% |
Sumber: Bloomberg