Bisnis.com, JAKARTA— Bursa Amerika Serikat anjlok, setelah bank sentral China melakukan devaluasi mata uang yuan yang memicu kekhawatiran pasar global jika ekonomi terbesar kedua dunia tersebut sedang menuju perlambatan yang lebih dalam.
Emiten yang sangat bergantung pada ekspor ke China, termasuk mobil dan barang-barang mewah tertekan.
Saham General Motors Co dan Tiffany & Co turun 2,1%, Apple Inc melemah 5,2%. Produsen komoditas dari Freeport-McMoRan Inc Dow Chemical Co turun setidaknya 2,9%, Google Inc naik 4,1%.
Indeks The Standard & Poor 500 melemah 0,96% atau 20,11 poin ke 2.084,07 pada penutupan perdagangan Selasa waktu New York atau Rabu pagi WIB.
Dow Jones Industrial Average merosot 212,33 poin atau 1,21% ke 17.402,84, merupakan pelemahan terdalam dalam satu bulan terakhir.
Indeks Nasdaq Composite turun 1,3%.
"Saat ini makro ekonomi China yang paling penting," kata Tom Wright, Direktur JMP Securities seperti dikututip Bloomberg, Rabu (12/8/2015).
Seperti diketahui China mendevaluasi yuan dengan pelemahan sebesar 1,9%, menjadi pelemahan posisi mata uang terbesar dalam dua dekade, setelah data ekspor melemah.
Tindakan tersebut memicu aksi jual dalam mata uang emerging-market, komoditas, dan kendaraan mewah