Bisnis.com, JAKARTA--Rupiah melemah tipis ke Rp13.375 per dolar AS di akhir perdagangan pasar spot. Terdepresiasi 0,01% atau 2 poin dibandingkan penutupan kemarin.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Rabu (22/7/2015) rupiah menguat 0,04% ke Rp13.367/US$. Pada Selasa, rupiah ditutup menguat 0,16% ke Rp13.373/US$.
Pada pk. 08:01 WIB, rupiah jadi menguat 13 poin atau 0,1% ke Rp13.360/US$.
Rupiah melemah tipis ke Rp13.375 per dolar AS di akhir perdagangan pasar spot. Terdepresiasi 0,01% atau 2 poin dibandingkan penutupan kemarin.
Rupiah menguat 0,07% ke Rp13.363/US$.
“Dalam waktu dekat belum banyak faktor untuk menguatkan (rupiah atas dolar AS),” kata Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee saat dihubungi hari ini, Rabu (22/7/2015).
Ringgit dan rupiah masih menguat, sementara itu mata uang Asia Tenggara lainnya melemah.
Dolar Singapura (-0,04%), peso Filipina (-0,03%), baht Thailand (-0,15%).
Ringgit malaysia menguat 0,35%, dan rupiah menguat 0,02% ke Rp13.370/US$
Rupiah cenderung stagnan di saat perdagangan sesi I di BEI berakhir, menguat 0,01% ke Rp13.371.
Rupiah stagnan di Rp13.373. Mampukah mata uang Garuda kembali menguat seperti di awal perdagangan?
Mata uang Asia tenggara cenderung melemah, sementara itu ringgit dan rupiah mampu menguat.
Mata uang yang melemah adalah dolar Singapura (-0,1%), peso Filipina (-0,06%), baht Thailand (-0,35%).
Mata uang yang menguat adalah ringgit Malaysia (+0,16%) dan rupiah menguat 0,01% ke Rp13.372/US$.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Rabu (22/7/2015) rupiah menguat 0,04% ke Rp13.367/US$. Pada Selasa, rupiah ditutup menguat 0,16% ke Rp13.373/US$.
Pada pk. 08:01 WIB, rupiah jadi menguat 13 poin atau 0,1% ke Rp13.360/US$.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Indeks dolar Amerika Serikat melanjutkan pelemahannya, setelah pada penutupan perdagangan kemarin anjlok.
Indeks dolar AS seperti dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2015) dibuka menguat 0,02% ke 97,343.
Pada pk. 07:20 WIB, indeks jadi melemah 0,07% ke 97,259, dan bergerak di kisaran 97,245—97,351.
Dolar mengalami penurunan terbesar dalam sebulan, karena permintaan untuk mata uang tersebut berkurang di tengah tidak adanya data baru untuk memberikan petunjuk tentang kebijakan moneter AS, sebelum Federal Reserve bertemu pekan depan.
Pada penutupan perdagangan Selasa, indeks dolar anjlok setelah menyentuh puncak dalam tiga bulan perdagangan.
Pergerakan dolar ditengah sinyal bank sentral AS akan meningkatkan suku bunga acuan (Fed Rate) pada bulan September.
"Berhati-hati ketika membeli dolar, mengantisipasi kenaikan suku bunga September," kata Masato Yanagiya, Kepala Valuta Asing dan Perdagangan Uang Sumitomo Mitsui Banking Corp seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/7/2015).
Indeks dolar AS seperti dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan hari ini Rabu (22/7/2015) dibuka menguat 0,02% ke 97,343. Pada Selasa (21/7/2015), indeks dolar anjlok 0,72% ke 97,328.