Bisnis.com, JAKARTA--Emiten pemegang hak waralaba tunggal ayam goreng Kentucky Fried Chicken (KFC), PT Fast Food Indonesia Tbk., masih mengimpor bumbu rahasia dari pemilik lisensi.
Direktur Fast Food Indonesia, J.D. Juwono, mengatakan perseroan mengimpor mesin-mesin, bahan baku, hingga bumbu khusus yang tidak dapat dipenuhi dari domestik.
"Terutama bahan baku yang harus dari principal, serperti bumbu rahasianya itu, kami enggak bisa mengadakan lokal," ungkapnya saat paparan publik, Senin (8/6/2015).
Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini Rp350 miliar. Belanja modal yang dialokasikan pada tahun ini berasal dari kas internal perseroan.
"Itu total capex, bukan hanya untuk ekspansi, tapi juga untuk mesin, tambahan gudang dan lain-lain," paparnya.
Manajemen Fast Food membidik target pertumbuhan penjualan sepanjang tahun ini mencapai 10%-12% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp4,21 triliun. Pertumbuhan penjualan mulai tampak meningkat pada Mei 2015 yang mampu mencapai 5% year-on-year.
Dia mengakui, pada kuartal I/2015, kinerja perseroan masih tertekan. Pendapatan Fast Food hanya naik 3,4% menjadi Rp1 triliun dari sebelumya Rp969,14 miliar. Perseroan juga tidak mampu menekan beban pokok penjualan dari Rp385,17 miliar menjadi Rp390,07 miliar.
Laba bersih yang dikantongi Fast Food pada kuartal I/2015 mencapai Rp8,86 miliar, melorot 36,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,98 miliar.
Kendati demikian, Juwono optimistis pada kuartal II/2015, perseroan dapat menggenjot kinerja penjualan seiring dengan adanya momen puasa, lebaran, dan liburan sekolah.
"Kami perkirakan penjualan pada momentum lebaran akan naik 15%-20% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa," paparnya.