Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan mata uang dolar AS diprediksi sedikit tertahan seiring dengan rilis data ekonomi Amerika Serikat yang berada di bawah ekspektasi.
Pada perdagangan Jumat (15/5/2015), mata uang rupiah sedikit melemah terhadap dolar AS hingga di tutup di level Rp13.084. Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adie Joe mengatakan rupiah berpotensi bergerak di rentang lebar Rp12.800-Rp13.200 per dolar AS pada pekan depan.
“Pengumuman BI rate di hari Selasa (19/5) akan mempengaruhi rupiah,” katanya kepada Bisnis.com, Sabtu (16/5/2015).
Adapun data ekonomi Negeri Paman Sam yang lesu adalah produksi industri April yang turun 0,3%. Ini melanjutkan tren negatif dalam lima bulan terakhir.
Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda penaikan suku bunga acuan. Awalnya, The Fed diprediksi aka menaikkan suku bunga acuan pada Juni. Namun, sejumlah analis memperkirakan keputusan tersebut akan ditunda untuk menjaga tingkat inflasi.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak sideways dengan level support di 5.200 dan resistance di 5.300 pada pekan depan setelah ditutup turun turun 0,36% ke level 5.227,10 pada perdagangan Jumat (15/5/2015).