Bisnis.com,SEMARANG—Menurunnya harga komoditas kopi di tingkat dunia membuat eksportir kopi Indonesia belum dapat menikmati kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Dalam kondisi seperti ini, biasanya eksportir kopi meraup keuntungan lebih dibandingkan dengan harga biasanya karena selisih kurs. Namun tidak demikian yang terjadi tahun ini. Eksportir justru tidak mendapatkan keuntungan berlebih karena berbarengan dengan harga komoditas kopi turun.
Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah Moelyono Soesilo memaparkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS menjadi momentum eksportir untuk menggenjot produktivitas guna mengejar keuntungan berlebih dengan adanya selisih kurs.
“Penguatan dolar AS sejak awal tahun ini belum begitu dirasakan para eksportir kopi karena harga [kopi] turun,” papar Moelyono kepada Bisnis.com, Senin (20/4/2015).
Dia memaparkan sejumlah komoditas ekspor seperti kopi, cokelat, gula justru menurun karena imbas pelemahan rupiah terhadap mata uang asing. Selain harga turun, permintaan di negara tujuan ekspor yakni Amerika, Afrika hingga Eropa cenderung berkurang.
Moleyono menyebutkan harga kopi dunia jenis robusta turun 15% yaitu dari US$2.100 per ton pada akhir 2014 menurun menjadi US$1.800 per ton pada Maret 2015.
Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan para eksportir kopi, terutama jika semakin menguat dan menekan rupiah maka harga kopi akan semakin rendah.
“Keuntungan yang semestinya diperoleh petani dan eksportir kopi tidak bisa diraih dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.
Moelyono menggambarkan negara penghasil kopi terbesar di dunia yakni Brasil mengalami penurunan mata uang terendah dalam 20 tahun terakhir. Selain itu, kondisi sekarang ini hampir semua negara penghasil komoditas pertanian salah satunya kopi turut mengalami penurunan mata uang.
Rupiah Melemah, Harga Kopi Tidak Terkerek Naik
Menurunnya harga komoditas kopi di tingkat dunia membuat eksportir kopi Indonesia belum dapat menikmati kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Bastanul Siregar
Topik
Konten Premium