Bisnis.com, JAKARTA— PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk. (KBRI) menunda ekspor perdana ke negara-negara Asia Tenggara hingga kuartal II tahun ini.
Priza A. Yuratma, Sekretaris Perusahaan Kertas Basuki Rahmat, mengatakan rencana penjualan ke luar negeri tersebut molor dari rencana awal yang sejatinya dijadwalkan pada kuartal I tahun ini.
Kendati demikian, dia memastikan perseroan telah mengantongi satu negara tujuan ekspor yaitu Thailand. Adapun untuk negara lain yang dijuga sedang dijajaki adalah Malaysia dan Singapura.
“Untuk tahap awal kami akan mengekspor 1.000 ton kertas ke Thailand,” katanya kepada Bisnis, Rabu (15/4/2015).
Priza menuturkan, pihaknya menargetkan bisa menjual 200.000 ton kertas di 2015. Hal ini memungkinkan karena pabrik paper machine 3 yang berlokasi di Bayuwangi, Jawa Timur telah beroperasi pada akhir tahun lalu.
Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga 260.000 ton per tahun. Khusus untuk porsi ekspor, pihaknya berharap dapat menjual sekitar 60.000 ton kertas di tahun ini. Adapun di dalam negeri, perseroan fokus menggarap permintaan di sekitar Pulau Jawa.
Dengan beroperasinya pabrik tersebut, emiten berkode KBRI ini bisa kembali bersaing di bisnis kertas. Maklum, sebelum fasilitas tersebut berdiri perseroan praktis hanya mengandalkan satu pabrik berkapasitas 18.000. Pada kuartal I/2014 KBRI bahkan tidak melakukan penjualan karena satu-satunya pabrik yang dimiliki berhenti beroperasi.
Sepanjang tahun lalu, penjualan KBRI melonjak 192% dari sebelumnya hanya Rp11,86 miliar menjadi Rp34, 71 miliar. Di sisi lain, kerugian perseroan pun mengecil dari sebelumnya mencapai Rp18,2 miliar menjadi Rp16,2 miliar.
Padahal, pada kuartal III/2014 pendapatan perseroan hanya mencapai Rp1,72 miliar. Jika target penjualan 200.000 ton bisa terealisasi, tahun ini pendapatan perseroan akan melonjak drastis hingga Rp800 miliar. Priza berharap pihaknya bisa meraup laba di kuartal I tahun ini.