Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat Senin (16/3/2015) akan menyoroti rapat pejabat bank sentral AS Federal Reserve yang digelar pekan ini.
“Volatilitas rupiah akan sangat tinggi menjelang FOMC meeting minggu ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (16/3/2015).
Dikemukakan indeks dolar menembus level 100. Harapan kenaikan suku bunga the Fed serta kebijakan penggelontoran stimulus (QE) oleh bank sentral Eropa, ECB masih menjadi faktor utama penguatan dolar.
“Tengah minggu ini FOMC meeting kembali ditunggu, petunjuk kapan suku bunga the Fed akan dinaikkan masih akan menjadi berita yang dinanti,” kata Rangga.
Rangga mengatakan indeks dolar diperkirakan masih akan berada dalam tren penguatan, kecuali ada kesan pesimistis dari pernyataan Gubernur Fed, Yellen.
Sentimen dalam negeri, BPS siang ini akan mengumumkan data neraca perdagangan.
“Perhatian investor akan sedikit teralihkan oleh angka neraca perdagangan Februari yang akan datang Senin siang,” kata Rangga.
Angkanya, ujar dia, masih diperkirakan beradad di zona surplus sehingga akan memberikan pengaruh positif bagi rupiah paling tidak secara fundamental.
Namun, tambahnya, sentimen penguatan dolar global diperkirakan masih mendominasi arah pergerakan rupiah.
“Dengan dollar index yang naik hingga melebihi 100, rupiah diperkirakan masih akan lemah hari ini,” kata Rangga.