Bisnis.com, JAKARTA--Otoritas Jasa Keuangan siap merilis aturan baru tentang tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) terutama dalam hal keterbukaan informasi agar bisa lebih bersaing saat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Terlebih lagi penerapan GCG di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara kawasan.
"Sebelum semester I tahun ini berakhir, aturan itu ditargetkan sudah dirilis," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida saat konferensi pers ASEAN Broker Conference & Networking 2015 bertajuk ASEAN Growth and ASEAN Exchanges Potential Market di Denpasar, Bali, Sabtu (15/3/2015).
Ia menambahkan untuk menjaga kualitas GCG Indonesia menjadi lebih baik, OJK mengundang sekitar 100 perusahaan publik atau emiten untuk hadir guna memberikan pendapat dan harapan sebelum aturan baru itu dirilis.
"Rating perusahaan kita memang masih rendah di kawasan ASEAN dari sisi GCG. Contohnya, website emiten masih banyak yang belum berbahasa Inggris dan keterbukaan informasinya juga masih belum spesifik," katanya.
Menurut Nurhaida, peringkat GCG perusahaan Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara di kawasan ASEAN. Kondisi itu tidak sebanding dengan posisi pasar modal Indonesia yang masuk dalam lima besar.
"Diharapkan dengan aturan baru mengenai GCG, nantinya perusahaan Indonesia mendapatkan poin lebih baik," katanya.
Dalam waktu dekat, lanjut dia, akan diselenggarakan pemilihan 50 emiten terbaik di ASEAN oleh lembaga-lembaga pasar modal di kawasan. "Diharapkan perusahaan Indonesia masuk di antara 50 emiten dengan GCG terbaik. Minimal ada perwakilan dan lebih banyak tentu lebih baik," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito juga mengakui bahwa peringkat GCG emiten domestik belum sesuai harapan, namun terus mengalami perbaikan. Rendahnya peringkat itu juga tidak terlepas dari perbedaan tolok ukur penilaian di masing-masing negara ASEAN.
"Assesor yang me-rating terdiri dari masing-masing negara yang berbeda. Jadi, mereka menggunakan tolok ukurnya masing-masing. Maka beda cara, beda juga hasilnya," katanya.
Kendati demikian, Ito Warsito mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengupayakan untuk mendorong perbaikan GCG agar emiten Indonesia dapat lebih bersaing di level ASEAN dan pada akhirnya menjadi daya tarik bagi investor lintas negara untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.