Bisnis.com, JAKARTA--Penawaran saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. dipatok Rp17.000 per lembar, sehingga total raihan dana hasil initial public offering (IPO) mencapai Rp4,45 triliun.
Berdasarkan prospektus singkat yang dipublikasikan Rumah Sakit Mitra Keluarga pada Jumat (13/3/2015), menyebutkan penawaran umum sejumlah 261,91 juta saham biasa atau 18% dari jumah saham setelah IPO. Nominal setiap saham Rp100 terdiri dari saham baru 72,75 juta saham biasa atas nama, dan 189,15 juta saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners BV. sebagai pemegang saham penjual.
Saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp17.000 per lembar yang harus dibayarkan penuh pada saat pengajuan pembelian. Jumlah seluruh penawaran umum tersebut mencapai Rp4,45 triliun.
Dari total dana hasil IPO, terdiri dari Rp1,236 triliun dari penawaran saham baru, dan Rp3,215 triliun dari saham divestasi.
Namun, pasca IPO, pemegang saham pengendali akan tetap dikuasai oleh PT Griyainsani Cakrasadaya sebesar 34%.
Selain itu, perseroan aats nama pemegang saham lama juga akan mencatatkan 1,38 miliar saham biasa atas nama di PT Bursa Efek Indonesia.
Jumlah saham yang akan dicatatkan di BEI sebanyak 1,45 miliar lembar atau 100% dari jumlah modal ditempatkan disetor penuh setelah penawaran umum.
Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan sebesar 56% untuk biaya pembangunan gedung rumah sakit baru di Jabodetabek dan Surabaya, dan 20% untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi.
Kemudian, sebanyak 16% dana akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang akan dipakai bagi pembangunan rumah sakit. Sisanya, sebesar 8% dana akan digunakan untuk ekspansi rumah sakit yang telah ada.
Tanggal efektif penawaran umum pada 12 Maret 2015 dengan masa penawaran umum pada 16-18 Maret 2015.
Sedangkan, penjatahan akan dilakukan pada 20 Maret 2015, distribusi saham secara elektronik pada 23 Maret 2015, pencatatan saham di BEI pada 24 Maret 2015.
Bertindak selaku penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., penjamin emisi efek PT Morgan Stanley Asia Indonesia, PT UBS Securities Indonesia, PT Deutsche Securities Indonesia, serta PT CIMB Securities Indonesia dan 22 perusahaan sekuritas lain.