Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 BUMN Ini Akan Tambah Modal Rp44,79 Triliun

Sebanyak enam perusahaan pelat merah berencana untuk menambah modal dengan menerbitkan saham baru (right issue) dengan nilai total Rp44,79 triliun hingga 2016.

Bisnis.com, JAKARTA--Sebanyak enam perusahaan pelat merah berencana untuk menambah modal dengan menerbitkan saham baru (rights issue) dengan nilai total Rp44,79 triliun hingga 2016.

Setelah Komisi VI DPR resmi meneken penyertaan modal negara (PMN) untuk 32 badan usaha milik negara (BUMN) senilai total Rp37,27 triliun, dipastikan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tidak mendapatkan suntikan modal.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, pada awalnya terdapat empat BUMN yang akan menggelar rights issue seiring dengan suntikan PMN dari pemerintah. Namun, pada perkembangan terakhir, tercatat sebanyak enam emiten BUMN yang mengagendakan menggelar aksi korporasi tersebut.

Proposal rights issue yang paling tinggi diajukan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dengan nilai Rp11,07 triliun. Disusul kemudian oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. senilai Rp10 triliun.

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. menempati posisi ketiga dengan menjadwalkan rights issue senilai Rp8,6 triliun. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. pada posisi berikutnya dengan target rights issue Rp7 triliun.

Emiten pelat merah yang juga mengajukan penambahan modal yakni PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Awalnya, Antam mengajukan suntikan modal Rp7 triliun sehingga rights issue diperkirakan mencapai Rp10,77 triliun, tetapi Komisi VI DPR hanya menyetujui PMN senilai Rp3,5 triliun sehingga penerbitan saham baru hanya akan mencapai Rp5,38 triliun.

Penambahan modal paling rendah diajukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Manajemen ADHI memproyeksikan dana rights issue yang akan diraih mencapai Rp2,74 triliun.

Masing-masing emiten pelat merah tersebut akan menggelar rights issue hingga 2016 sesuai keputusan pemerintah dan DPR. Catatan, perolehan dana rights issue termasuk suntikan modal dari pemerintah agar kepemilikan saham tidak terdilusi dan serapan dari investor publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper