Bisnis.com, OSLO – Statoil ASA, perusahaan energi terbesar Norwegia memutuskan untuk menahan laju pertumbuhan dividen pada tahun ini sebagai upaya bertahan dari tekanan rendahnya harga minyak dunia.
Perusahaan Norwegia itu membatalkan rencana kenaikan dividen kuartalan tahunan dan untuk tiga kuartal pertama pada tahun ini perseroan akan membagikan dividen senilai 1,8 krone per saham atau US$0,24 per saham.
Eldar Saetre, Direktur Utama Statoil ASA, mengatakan keputusan mempertahankan dividen yang stabil sebenarnya menunjukkan kondisi keuangan perseroan stabil walaupun pasar minyak sedang goyah.
“Kami sudah mempunyai berbagai program investasi sebagai langkah menghadapi kondisi pasar yang lemah dan penuh ketidakpastian ini,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Jumat (6/2/2015).
Meskipun mengaku kondisi keuangan stabil, pada tahun ini perseroan menurunkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar 10% menjadi US$18 miliar dibandingkan dengan tahun lalu senilai US$20 miliar.
Lalu, kinerja pada kuartal IV/2014 pendapatan perseroan turun 79,49% menjadi US$1,2 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu senilai US$5,83 miliar.
Kondisi harga minyak dunia diposisi terendah telah membuat perusahaan minyak terbesar di Eropa Barat itu berencana memotong investasinya dalam jumlah besar. Perusahaan itu juga telah memutus hubungan kerja karyawannya sebanyak 10.000 orang.
Pada perdagangan hari ini, sampai pukul 13:40 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 2,58% menjadi US$51,78 per barel, sedangkan minyak Brent naik 2,21% menjadi US$57,82 per barel.