Bisnis.com, JAKARTA- Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, rupiah turun 0,7% di harga Rp12.735 pada penutupan hari perdagangan Rabu (7/1/2015).
“Masih berlanjutnya pelemahan euro, dan kembali berbalik turunnya yen, membuat dolar AS berkesempatan untuk menguat, dan berimbas pada pelemahan mata uang lainnya,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya.
Rupiah ditutup turun 0,7% di harga Rp12.735 pada penutupan hari perdagangan Rabu (7/1/2015).
Rupiah terdepresiasi 0,64% ke Rp12.728 pada pukul 14.27 WIB.
Rupiah melemah 0,51% ke Rp12.712/US$. "Ya karena itu pengaruh dari Eropa, Yunani." kata Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro di Kantor Kepresidenan Jakara, Rabu (7/1/2015).
Rupiah melemah 0,72% ke Rp12.738. “Sentimen pelemahan rupiah masih terjaga, mata uang Garuda akan diperdagangkan di kisaran 12.640 hingga 12.750 untuk hari ini,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (7/1/2015)
Rupiah dipengaruhi reaksi pasar atas rapat FOMC. “Notulensi FOMC meeting ditunggu dini hari nanti. Kesimpulan yang pesimistis dari (bank sentral) Fed berpeluang mengurangi tekanan pelemahan dolar,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (7/1/2015).
Rupiah melemah 0,52%$ ke Rp12.713/US$
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index pada hari ini rupiah dibuka menguat 0,02% ke Rp12.645/US$. Pada Selasa (6/1/2015), rupiah ditutup di Rp12.647 atau melemah 0,26%.
Indeks dolar AS seperti dikutip dari Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa (6/1/2015) atau Rabu WIB dini hari (7/1/2015) menguat 0,13% ke 91,499. Sekaligus mencetak level tertinggi terbaru dalam lima tahun terakhir.