Bisnis.com, YOGYAKARTA -- Harga sejumlah komoditas sayuran di sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta terkerek seiring momen perayaan Natal dan Tahun Baru serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan lalu.
Berdasarkan pantauan di pasar tradisional Kranggan, harga komoditas wortel, kacang panjang, brokoli, tomat, dan beberapa jenis komoditas cabai naik cukup signifikan dalam 2-3 pekan terakhir.
Harga wortel merangkak naik dari Rp8.000 per kg menjadi Rp12.000 per kg, kacang panjang dari Rp4.000 per kg menjadi Rp7.000 per kg, brokoli dari Rp12.000 per kg menjadi Rp20.000 per kg, tomat dari Rp7.000 per kg menjadi Rp12.000 per kg.
Harga cabai merah rawit naik dari Rp10.000 per kg menjadi Rp90.000 per kg, cabai merah keriting dari Rp15.000 per kg menjadi Rp70.000 per kg, dan cabai hijau keriting dari Rp8.000 per kg menjadi Rp30.000 per kg.
Sementara itu, harga bawang merah cenderung stabil di kisaran Rp19.000 per kg dan bawang putih Rp20.000 per kg. Harga kentang juga stabil di kisaran Rp8.000 per kg dan harga tomat merah Rp10.000 per kg.
"Harga [sayuran] naik terutama terasa sejak harga BBM naik, bukan karena Natal dan Tahun Baru," ujar Sarini, pedagang sayur di Pasar Kranggan, Selasa (30/12/2014).
Menurut Sarini, kenaikan harga hanya berpengaruh sementara kepada pola pembelian konsumen.
Pada masa awal kenaikan harga, ujarnya, konsumen cenderung mengurangi pembelian. "Tapi setelah 2 - 3 hari, kembali lagi. Mau tidak mau mereka tetap beli karena butuh," ujarnya.
Kenaikan harga sejumlah komoditas sayuran juga terjadi di pasar tradisional Beringharjo yang berada di Jl. Malioboro.
Dalam sepekan, harga cabai rawit merah naik dari Rp70.000 per kg menjadi Rp90.000 per kg. Cabai keriting merah naik dari Rp60.000 per kg menjadi Rp80.000 per kg. Harga wortel juga naik dari Rp10.000 per kg menjadi Rp13.000 per kg. Harga tomat naik dari Rp8.000 per kg menjadi Rp12.000 per kg. Dan harga brokoli naik dari Rp20.000 per kg menjadi Rp25.000 per kg.
Sementara itu, harga bawang merah tetap stabil di angka Rp18.000 per kg, harga bawang putih Rp16.000 per kg, dan harga kentang Rp10.000 per kg.
Paijem, pedagang sayur di Pasar Beringharjo, menyebutkan sayuran merupakan salah satu kebutuhan utama pelengkap makanan sehingga kenaikan harga tidak berpengaruh kepada pembelian yang dilakukan masyarakat.
"Saya dapat barang [sayuran] kebayakan dari Muntilan. Dari sananya sudah naik begitu. Tetapi pembeli tetap saja membeli," ujar nenek 70 tahun yang sudah berjualan sayur selama 30 tahun di Pasar Beringharjo.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas ayam boiler potong. Tini dan Irma Juliana, pedagang ayam potong di Pasar Kranggan, mengatakan harga ayam boiler potong pada hari ini mencapai Rp30.000 per kg. Pada pekan lalu, ujarnya, harga ayam masih sekitar Rp27.000 per kg.
"Musim liburan seperti ini permintaan banyak. Biasanya saya jual sekitar 1,5 kwintal per hari. Sekarang bisa 2 kwintal per hari. Natal selalu banyak yang beli, tetapi biasanya lebih ramai pas Tahun Baru," kata Tini.
Berbeda dengan pergerakan harga sejumlah komoditas sayuran dan daging ayam, harga daging sapi cenderung stabil meskipun ada momen perayaan Natal dan Tahun Baru yang didahului oleh momen kenaikan harga BBM pada November.
Supriati, pedagang daging sapi di Pasar Kranggan mengatakan harga daging sapi sudah tinggi sejak beberapa bulan yang lalu. Saat ini, harga daging sapi khas Rp100.000 per kg. Sementara itu, harga daging bagian dalam Rp110.000 per kg.
"Mungkin karena harganya sudah tinggi jadi harga BBM naik ataupun ada libur Natal dan Tahun Baru, harganya tetap, tidak berubah. Mudah-mudahan sih tidak naik," ujar wanita yang telah 30 tahun berjualan daging sapi di Pasar Kranggan ini.
Berbeda dengan harga yang stabil, penjualan justru merangkak naik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru ini. Jika pada hari-hari biasa Supriati dapat menjual sekitar 50 kg - 60 kg daging per hari, maka pada periode Natal dan Tahun Baru dapat menjual hingga 70 kg - 80 kg daging per hari.
"Pada liburan Natal dan Tahun Baru biasanya kan banyak tamu, jadi masyarakat biasanya beli daging untuk tamu," katanya.
Hal senada juga dikemukakan Yulia, pedagang yang telah berjualan daging sapi selama 20 tahun di Pasar Kranggan. Dalam beberapa waktu terakhir, ujarnya, harga daging sapi stabil di posisi Rp100.000 per kg. Khusus untuk bagian sengkel, ia menjual di harga Rp90.000 per kg.
Namun demikian, pada musim liburan kali ini Ia menyicipi peningkatan keuntungan karena jumlah pembeli meningkat. Sejak awal libur Natal pada 25 Desember lalu, Yulia mengaku dapat menjual lebih dari 2 kwintal daging sapi per hari.
Jumlah tersebut, ujarnya, naik hampir 50% jika dibandingkan dengan rerata penjualan pada hari-hari reguler yakni sekitar 1,3 kwintal - 1,5 kwintal per hari.
"Biasanya memang begitu [penjualan naik]. Nanti normal lagi sehabis Tahun Baru," ujarnya.