Bisnis.com, SINGAPURA – Berlanjutnya perlemahan nilai tukar mata uang memaksa bank sentral sejumlah negara-negara kawasan Asia meningkatkan intervensinya di pasar keuangan demi meredam aksi jual pasar.
Laporan yang dipublikasikan Goldman Sachs mengemukakan bank sentral berupaya mengendalikan aksi jual masif yang dilakukan investor-investor di pasar emerging market, menyusul kemerosotan nilai tukar mata uang ke level terendah awal pekan ini.
“Investor memprediksi dolar akan terus menguat seiring prospek kenaikan suku bunga Amerika Serikat. Situasi ini diperparah dengan harga minyak dunia yang melemah,” ungkap laporan yang dipublikasikan di Singapura, Selasa (16/12/2014).
Di sisi lain, investor pun masih mewaspadai perlambatan yang terjadi di sejumlah negara Asia, dipimpin China yang tumbuh 7,3% pada kuartal III setelah tumbuh 7,5% pada kuartal sebelumnya, dan Jepang yang untuk kedua kalinya mengalami kontraksi ekonomi.
Dalam laporan tersebut, Goldman Sachs mengutip pernyataan Bank Indonesia yang mencoba mengintervensi pasar dan menyampaikan bahwa upaya tersebut dapat mengrangi volatilitas. Adapun, bank sentral India telah melakukan penjualan dolar untuk mengendalikan kemerosotan rupee.