Bisnis.com, JAKARTA—Harga bijih besi akan turun hingga di bawah US$60 per metrik ton tahun depan akibat suplai global meningkat dan permintaan masih lesu, demikian menurut Citigroup Inc.
Perusahaan itu menurunkan perkiraan harga untuk tiga bulan pertama tahun 2015 hingga 23%. Harga bahan mentah tersebut akan mencapai rata-rata US$72 per ton pada tiga bulan pertama tahun depan.
"Menurut Citigroup Inc., posisi harga tersebut turun dari perkiraan sebelumnya sebesar US$82," ujar Ivan Szpakowski, seorang analis di Hong Kong sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (11/11/2014).
Perkiraan pada triwulan kedua turun ke US$65 dari US$80, sedangkan pada triwulan ketiga turun ke $60 dari US$78. Pada triwulan terakhir harga komoditas tersebut diperkirakan turun ke US$62 dari US$78. Sementara itu, perkiraan untuk setahun penuh direvisi menjadi US$65 per ton dari US$80.
Untuk tahun ini, harga bijih besi anjlok 44% ke level terendah dalam lima tahun akibat lonjakan suplai dari sejumlah perushaan seperti Vale SA, BHP Billiton Ltd. serta Rio Tinto Group. Di sisi lain, pada saat yang sama ekonomi China melemah.
“Kami memperkirakan pertumbuhan suplai baru akan membuat pasar lesu pada 2015 dan kondisi itu diperburuk oleh kian lemahnya permintaan,” ujar analis Szpakowski di bursa Hong Kong.
Dia memprediksi bahwa harga akan turun hingga di bawah US$50 per ton pada triwulan ketiga. Sedangkan pertumbuhan suplai akan digerakkan oleh ekspansi Rio dan BHP serta Vale.