Bisnis.com, JAKARTA --Penurunan penjualan alat berat yang dialami beberapa emiten sepanjang 9 bulan pertama tahun ini diprediksi masih akan berlanjut.
Dari laporan keuangan empat emiten alat berat yang sudah dipublikasikan, lini bisnis penjualan alat berat terlihat merosot. PT United Tractors Tbk. membukukan penurunan penjualan Komatsu 10%. Sampai September 2014, emiten berkode UNTR ini hanya menjual 2.982 unit Komatsu.
Presiden Direktur United Tractors Djoko Pranoto mengatakan penurunan penjualan ini disebabkan oleh berkurangnya permintaan dari sektor pertambangan dan perkebunan. Dari total penjualan tersebut, sebanyak 35% diserap sektor pertambangan, 28% diserap sektor konstruksi, 23% diserap sektor perkebunan, dan sisanya sebesar 14% ke sektor kehutanan.
“Adanya penguatan dari mata uang dolar AS dan peningkatan pendapatan dari layanan purna jual membuat penurunan segmen bisnis ini hanya turun 3% menjadi Rp11,89 triliun,” katanya.
Analis PT Mandiri Sekuritas Hariyanto Wijaya memprediksi penurunan penjualan alat berat ini masih akan berlanjut sampai setidaknya pertengahan tahun depan. Permintaan dari sektor pertambangan akan terus merosot yang membuat kinerja emiten semakin tertekan.
“Salah satu peluang besar sebenarnya ada di sektor infrastruktur,” katanya kepada Bisnis, Senin (3/11/2014).
Hariyanto menuturkan, jika Presiden Joko Widodo bisa mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk mengenjot program-program infrastruktur, hal tersebut akan menjadi angin segar bagi penjualan alat berat. Kendati demikian, hal tersebut baru bisa dilihat setidaknya pada pertengahan 2015.