Bisnis.com, JAKARTA--PT Sat Nusapersada Tbk. memprediksi penurunan kinerja keuangannya akan berlanjut sampai akhir tahun, seiring dengan penurunan order dari beberapa pelanggan perseroan.
Corporate Secretary Sat Nusapersada (PTSN) Wilson Yap menjelaskan penurunan order tersebut terkait pemangkasan proyeksi penjualan sejumlah pelanggan perseroan akibat produk andalannya kalah bersaing dengan kompetitor.
Selain itu, kenaikan upah di Batam yang signifikan serta kegiatan sweeping yang dilakukan oleh para serikat kerja, diklaim telah menjadi momok bagi para investor asing khususnya pelanggan perusahaan yang bergerak dalam perakitan barang elektronik ini.
"Perseroan saat ini tengah mengantisipasi terjadinya penurunan pada penjualan perseroan yang cukup signifikan, ujar Wilson saat dihubungi Bisnis, Jumat (3/10/2014).
Selain itu, menurut Wilson, beberapa pelanggan perseroan memilih untuk melakukan konsolidasi produksi dimana sebagian dari produk pelanggan di produksi di negara lain seperti China dan Vietnam. Hal tersebut dianggap memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan Penjualan Perseroan.
"Hal Ini terlihat dari anjloknya penjualan perseroan pada pertengahan tahun 2014, dimana per 30 Juni 2014, penjualan perseroan menurun sekitar 50%," katanya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan semester I 2014 turun menjadi US$64,19 juta dari pendapatan periode yang sama 2013 sebesar US$111,67 juta.
Bahkan pada semester awal itu perseroan mengalami rugi bersih sebesar US$28.163, padahal pada semestar I 2013 perseroan masih menorehkan laba bersih US$138.111.