Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BII Kaji Terbitkan Right Issue Dan Obligasi

PT Bank Internasional Indonesia Tbk sedang mengkaji kemungkinan untuk kembali mencari dana tambahan melalui penerbitan right issue beserta obligasi.

Bisnis.com, DENPASAR — PT Bank Internasional Indonesia Tbk sedang mengkaji kemungkinan untuk kembali mencari dana tambahan melalui penerbitan right issue beserta obligasi.

Direktur Keuangan Bank Internasional Indonesia (BII) Thilagavathy Nadason mengungkapkan rencana penerbitan itu sebagai upaya membantu mempertahankan likuiditas dan menurunkan cost of fund.

“Kemungkinan ada [menerbitkan surat utang], tetapi kami sedang pelajari kebutuhan dana tambahan itu apakah tahun ini atau awal tahun depan,” jelasnya saat ditemui Bisnis usai BII-Maybank Bali Marathon 2014 di Gianyar, Minggu (14/9).

Dia mengungkapkan bahwa manajemen memproyeksi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) akan mencapai sekitar 14% ketika dana hasil penerbitan surat utang tersebut telah masuk ke kas perseroan. Hingga akhir tahun lalu, CAR tercatat sebesar 12,72%.

Namun, Nadason belum bersedia mengungkapkan nilai surat utang yang akan diterbitkan dari total kebutuhan perseroan

"Nanti saja, kan akan ada press release kalau soal itu,” jelasnya.

Sebelumnya bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Maybank ini menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2014 senilai maksimal Rp1,5 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2014 paling banyak sebesar Rp300 miliar. Perseroan menawarkan kupon obligasi senilai 10.75%-11,75% pertahun  dengan tenor 7 tahun dan sukuk mudharabah dengan yield setara dengan 9%-10% dengan tenor 3 tahun.

Penerbitan surat utang ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas permodalan guna mendukung pertumbuhan penyaluran kredit. Dana obligasi rencananya disalurkan untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sektor itu dipilih karena kupon yang ditawarkan BII cukup tinggi, sehingga harus disalurkan ke sektor yang mampu menyerap bunga kredit lebih tinggi lagi, yakni UMKM.

Sementara khusus penerbitan sukuk mudharabah senilai Rp1 triliun dilakukan untuk memperkuat bisnis syariah. Selain akan disalurkan untuk membiayai UMKM, dan hasil penerbitan sukuk itu juga akan diupayakan disalurkan ke pembiayaan lain termasuk sektor korporasi.

Adapun berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan pada pertengahan tahun ini, manajemen  berencana akan menerbitkan surat utang senilai Rp4 triliun yang terdiri dari sukuk mudharabah berkelanjutan I Bank BII senilai Rp1 triliun, dan obligasi subordinasi berkelanjutan II Bank  BII senilai Rp3 triliun.

Dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk mudharabah itu rencaanya akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis unit usaha syariah. Adapun dana dari obligasi subordinasi untuk meningkatkan aset produktif pengembangan usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper