Bisnis.com, SINGAPURA—Bijih besi terperosok ke level terendah dalam lima tahun terakhir karena muncul kekhawatiran perlambatan ekonomi China sebagai konsumen terbesar akan menghambat permintaan pembuatan baja.
Bijih dengan kandungan 62% di pelabuhan Qingdao, China, hari ini, Kamis (28/8/2014), turun 0,7% menjadi US$87,7 per ton, titik terendah sejak Oktober 2009.
Setelah memasuki fase bearish pada Maret lalu, harga telah merosot hingga 35% karena produsen seperti BHP Biliton Ltd. dan Fortescue Metals Group Ltd. terus menggenjot pasokannya di tengah permintaan yang tidak naik secara signifikan.
Diperkirakan pasokan akan melebihi permintaan sebanyak 72 ton tahun ini dan 175 ton pada 2015.
Analis Morgan Stanley Joel Crane mengatakan biasanya para pembuat baja akan wait and see terlebih dahulu untuk memperkirakan kapan pelemahan harga akan berhenti.
“Stok yang ada di pelabuhan China tetap tinggi dan volume yang beredar pun meningkat dengan didukung pertumbuhan output dari Australia,” katanya.