Bisnis.com, JAKARTA— Setelah sempat menyentuh level terendah 4.862, indeks harga saham gabungan (IHSG) perlahan pelemahanannya menipis pada sesi kedua di perdagangan hari ini, Selasa (1/7/2014) setelah membaiknya data inflasi dan neraca perdagangan.
Pada pk. 14:03 WIB, IHSG tercatat melemah 0,01% ke 4.878,04. Indeks bergerak di kisaran 4.862,42—4.883,46.
“Data inflasi meskipun masih bertengger di angka 6,7% YoY dan 0,43% MoM, tetapi masih jauh lebih bagus dari ekspektasi pasar kebanyakan,” kata Equity Technical Analyst AAA Securities Wijen Pontus saat dihubungi hari ini, Selasa (1/7/2014).
Begitu juga angka neraca perdagangan yang surplus hampir US$70 juta. Malah ekspektasi analis ada yang menyatakan defisit.
Wijen mengatakan yang perlu dicermati adalah angka surplus yang masih jauh lebih kecil dibandingkan defisit US$2 miliar pada 2 bulan lalu.
“Yang perlu dicermati justru data untuk bulan ini yang seharusnya akan mempengaruhi angka inflasi dan neraca perdagangan yang mestinya memburuk. Mengingat bulan puasa dan momen Lebaran,” kata Wijen.
Dia mengatakan faktor menguatnya rupiah juga menjadi sentimen positif tersendiri untuk pergerakan IHSG.
Penguatan rupiah tersebut, ujarnya telah diprediksi oleh AAA Securities minggu lalu. Penguatan rupiah diperkirakan tidak berlangsung lama.
“Artinya, baik euforia sentimen dari membaiknya data inflasi dan neraca perdagangan serta penguatan rupiah, harusnya hanya akan bersifat sesaat dan sementara,” kata Wijen.