Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA TEMBAGA Menguat, Terdongkrak Permintaan China dan AS

Tembaga berjangka naik untuk sesi kedua berturut-turut menandai penguatan permintaan China, konsumen logam industri terbesar di dunia, dan Amerika Serikat yang merupakan konsumen terbesar kedua.
Tembaga berjangka untuk pengiriman September naik 0,5% untuk menetap di level US$ 3.044 per pon pada 01:11 di Comex di New York. /bisnis.com
Tembaga berjangka untuk pengiriman September naik 0,5% untuk menetap di level US$ 3.044 per pon pada 01:11 di Comex di New York. /bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Tembaga berjangka naik untuk sesi kedua berturut-turut menandai penguatan permintaan China, konsumen logam industri terbesar di dunia, dan Amerika Serikat yang merupakan konsumen terbesar kedua.

Bank sentral China memperpanjang pemotongan persyaratan cadangan untuk pemberi pinjaman nasional karena pejabat mencoba untuk mendukung perekonomian tanpa stimulus yang lebih luas. Di AS, output industri meningkat lebih dari perkiraan Mei, sementara itu laporan manufaktur dari Federal Reserve secara tak terduga naik bulan ini.

"Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan China mulai pergi," kata Mike Dragosits, ahli strategi komoditas senior di TD Securities di Toronto, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon. "Itu meningkatkan pengeluaran investasi. Angka-angka dari AS juga menambah cerita sisi permintaan untuk logam dasar."

Tembaga berjangka untuk pengiriman September naik 0,5% untuk menetap di level US$ 3.044 per pon pada 01:11 di Comex di New York. Harga naik 0,4% pada 13 Juni.

Para pejabat Cina berusaha untuk menopang ekonomi dari pertumbuhan terlemah sejak 1990 tanpa memburuknya risiko kredit yang didorong oleh ledakan pinjaman selama dan setelah krisis keuangan global.

Tembaga untuk pengiriman tiga bulan naik 0,5% menjadi US$ 6.691 per metrik ton (US$ 3,04 per pon) di London Metal Exchange. Stok dipantau oleh LME jatuh untuk sesi 12 ke level 162.250 ton, terendah sejak Agustus 2008.

Nikel, aluminium, timah dan seng naik di London. Sedangkan tin jatuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper