Bisnis.com, JAKARTA--Morgan Stanley menurunkan perkiraan harga bijih besi untuk tahun ini dan memprediksi penurunan lebih lanjut pada 2015 akibat surplus komoditas tumbuh lebih cepat dari perkiraan.
Harga komoditas itu akan mencapai rata-rata US$105 per ton tahun ini dari US$118 sebagaimana diperkirakan pada Mei dan US$135 pada 2013, menurut analis Joel Crane dan Rachel Zhang sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (12/6/2014). Harga bijih besi akan mencapai rata-rata sekitar US$90 per ton pada 2015 atau turun 21% dari perkiraan sebelumnya.
Perkiraan Morgan Stanley untuk tahun ini lebih rendah dari Goldman Sachs Group Inc. yang memprediksi rata-rata sebesar US$109 atau di bawah UBS AG sebesar US$111. Harga bijih besi, materi mentah untuk bahan dasar baja, turun di bawah US$100 bulan lalu untuk pertama kalinya sejak 2012.
Pada saat yang sama perusahaan tambang seperti BHP Billiton Ltd. dan Rio Tinto Group di Australia mendorong peningkatan produksi. Akibatnya, muncul spekulasi bahwa peningkatan ekspor ke China akan lebih bersifat mengimbangi penurunan harga.
“Pada saat suplai melimpah, suplai bijih besi murah akan menggantikan biaya produksi yang tinggi di China dan di mana-mana,” ujar Crane and Zhang sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (12/6/2014).