Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG: Indeks Topix Reli Terpanjang Sejak 2009, Pasar Tunggu Data AS

Bursa saham Jepang menguat dengan indeks Topix (TPX) menuju reli terpanjang sejak 2009, seiring dengan obligasi Australia dan Selandia Baru yang mengikuti penurunan nilai obligasi AS.
 Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Jepang menguat dengan indeks Topix (TPX) menuju reli terpanjang sejak 2009, seiring dengan obligasi Australia dan Selandia Baru yang mengikuti penurunan nilai obligasi AS.

Sementara itu, harga gandum tergelincir hari ke-11, memperpanjang kemerosotan terburuk dalam 15 tahun, di saat harga minyak naik ketika data menunjukkan penurunan persediaan AS .

Indeks Topix naik 0,1% pada pukul 09:20 waktu Tokyo, mendorong indeks menuju penutupan tertinggi sejak 11 Maret di hari ke-10 dari keuntungan.

Hari ini, indeks Nikkei 225 dibuka naik 0,22% ke 15.067,41, selanjutnya pada pukul 07:09 WIB atau pukul 09:09 WIB waktu Tokyo jadi naik 0,13% ke 15.053,83.

Indeks MSCI Asia Pacific (MXAP) sedikit berubah sejalan dengan indeks Standard & Poor's 500. Selanjutnya, imbal hasil 10 tahun Australia dan Selandia Baru mencatat kenaikan setidaknya lima basis poin. Sementara itu, harga gandum dan jagung di perdagangan berjangka turun 2%, menyentuh level terendah 13 minggu.

Di sisi lain, harga minyak mentah di perdagangan New York menguat pada hari kedua, naik 0,2% dan euro dipertahankan rebound .

Australia diproyeksikan mencatat pertumbuhan yang lebih cepat untuk kuartal pertama pada hari ini, sedangkan untuk Jepang dan India tengah dijadwalkan.

"Pasar akan menjadi penentu data AS yang akan dirilis pekan ini, yang menempatkan aset berisiko dalam posisi yang menarik. Pada saat yang sama kita memiliki situasi Eropa, di mana para pedagang hanya terus berspekulasi tindakan apa yang akan ECB ambil minggu ini," ujar Stan Shamu, ahli strategi pasar dari IG LTD di Melbourne, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (4/6/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper