Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan tekanan rupiah berlanjut pada hari ini, Senin (2/6/2014).
“Rupiah terus tertekan, terancam defisit neraca perdagangan. Tekanan terhadap rupiah akan berlanjut,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (2/6/2014).
Rangga mengemukakan rupiah menolak mengikuti tren penguatan regional hingga Jumat sore.
Dikemukakan selain hilangnya euforia politik, harapan menipisnya surplus neraca perdagangan menjaga tekanan pelemahan rupiah.
“Siang ini diperkirakan surplus neraca perdagangan kembali terpangkas hingga US$200 juta,” ujar Rangga.
Pelemahan tajam rupiah akan terjadi jika surplus berganti defisit, seperti perkiraan Bank Indonesia (BI).
“Inflasi sepertinya akan stabil di kisaran 7.2% YoY,” kata Rangga.
Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (2/6/2014) akan merilis sejumlah data makro ekonomi dalam negeri, di antaranya neraca perdagangan dan inflasi.
Sementara itu rupiah hari ini dibuka ke Rp11.725 per dolar AS.