Bisnis.com, JAKARTA- Trust Securities mengemukakan laju nilai tukar rupiah dapat menguat kembali meski tipis di awal pekan ini, kebetulan seiring dengan pergerakan harga kontrak emas yang juga menguat dan kembali memanasnya masalah politik di Ukraina.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan pelaku pasar memanfaatkan rendahnya laju rupiah dalam beberapa hari terakhir di pekan ini, setelah terkontaminasi dengan sentimen politik.
“Kembali diburu meski masih dalam volume yang cukup rendah,” kata Reza dalam risetnya.
Reza mengemukakan adanya pernyataan dari Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah yang mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah menguat karena penguatan fundamental perekonomian Indonesia, memberikan sentimen positif.
Pernyataan itu menunjukkan upaya pemerintah dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi dalam negeri.
Dia mengatakan laju nilai tukar rupiah mampu bertahan positif, di tengah turunnya nilai tukar euro setelah Presiden ECB Mario Draghi menyampaikan apresiasi Euro ke depannya akan memicu stimulus moneter yang lebih besar.
Di samping itu rilis penjualan ritel AS yang naik di atas estimasi turut membuat laju dolar AS menguat.
“Imbas masih adanya aliran dana asing yang masuk ke pasar, membuat laju rupiah dapat melanjutkan kenaikannya,” kata Reza.
Laju nilai tukar rupiah sepanjang sepekan ini, lanjutnya, juga sempat kembali mengalami pelemahan. Merespon positif rilis kenaikan tipis chain store sales dan ekspektasi peningkatan data building permits serta manufacturing production AS yang memberikan pandangan adanya potensi pertumbuhan pada ekonomi AS. Sehingga memberikan dampak positif pada laju dolar AS.
“Akhir pekan ini rupiah masih bertengger positif, seiring respons positif pelaku pasar terhadap pernyataan BPS bahwa pergerakan harga pada April akan cenderung deflasi, dan rencana Kemenkeu yang akan memberikan insentif fiskal untuk mendorong sektor industri manufaktur,” kata Reza.