Bisnis.com, JAKARTA— Hasil perhitungan cepat Pemilu Legislatif 2014 yang menunjukkan tidak ada satu pun partai yang memperoleh suara mencapai 25%, menyebabkan adanya ketidakpastian baru sehingga membayangi pergerakan rupiah atas dolar Amerika Serikat.
“Kekhawatiran atas ketidakstabilan politik memicu pelemahan rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima Selasa (15/4/2014).
Adapun sentimen yang mempengarui pergerakan rupiah adalah:
- Hasil pemilu membayangi rupiah, kekhawatiran global memanas. Hasil pemilu yang tidak melahirkan partai dengan perolehan suara lebih dari 25% memunculkan ketidakpastian baru
- Buruknya data ekonomi China.
- Di tengah hingar bingar pemilu, keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate tidak terlalu memengaruhi pasar
Adapun data ekonomi yang dinanti pasar:
- PDB China. PDB China diperkirakan melambat sehingga tekanan berpeluang bertahan di pasar Asia.
- Data AS seperti inflasi, penjualan rumah dan industrial production akan dirilis minggu ini
“Sepanjang minggu ini rupiah diperkirakan masih dibayangi sentimen pelemahan, dengan kisaran pergerakan di Rp11.400-Rp11.500,” kata Rangga.