Bisnis.com, NEW YORK—Peningkatan kesehatan fiskal Amerika Serikat mulai tercermin di pasar obligasi AS setelah Federal Reserve berencana untuk menarik kembali pemberian stimulus pada tahun ini.
Kecakapan negara pengutang terbesar di dunia dalam menarik minat investor ini menegaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan AS adalah untuk memperkuat anggapan bahwa negara layak menerima kredit setelah mengalami krisis keuangan terburuk sejak depresiasi besar.
“Ini merupakan jalan panjang untuk mematahkan kritik pada investasi berbentuk dolar AS,” kata Wan-Chong Kung, Manajer Obligasi Nuveen Asset Management, yang mengawasi lebih dari US$100 miliar.
Setelah mengalami defisit anggaran selama 7 tahun dan kekayaan rumah tangga naik menyentuh rekor tertinggi, investor dari reksa dana hingga bank sentral asing telah membeli lebih banyak bagian pada Treasury yang dilelang oleh pemerintah dibandingkan dengan penjualan sebelumnya.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, pada lelang yang di selenggarakan kuartal pertama 2014, investor mengajukan penawaran senilai US$1,73 triliun untuk surat berharga dan obligasi atau lebih banyak 3,07 kali lipat dari yang dijual sejumlah US$564 miliar.
Tingginya pengajuan menjadikan bid to cover ratio atau rasio permintaan pada penawaran dan lelang, mengalami rebound dari tahun lalu yang hanya 2,87 yang menjadi level terendah secara tahunan dalam 4 tahun terakhir.
Terakhir kali rasio ini lebih tinggi secara triwulan pada 2012, ketika permintaan menyentuh rekor 3,12 kali lipat. Investor juga tercatat membeli 58,7% dari Treasury yang diterbitkan pada kuartal terakhir 2012, dan sisanya dibeli oleh 22 agen utama yang melakukan perdagangan dengan the Fed.