Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan dana asing yang tidak lagi agresif menyebabkan tekanan pada pergerakan rupiah atas dolar Amerika Serikat.
“Mulai nampak tekanan pelemahan rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya.
Sementara itu, ujarnya, dolar kembali meredup, tetapi bukan berarti penguatan tajam rupiah muncul lagi.
Dia mengatakan risiko perlambatan China dan turunnya harga batu bara terus membayangi.
Hingga akhir minggu data AS akan terus memengaruhi pergerakan aset domestik, PDB Amerika Serikat pada Kamis malam diperkirakan lebih baik dari sebelumnya, menjadi momentum penguatan dollar berpeluang kembali.
Awal pekan depan fokus akan berganti ke situasi domestik. Yaitu menunggu rilis data inflasi dan neraca perdagangan yang diumumkan 1 April 2014.
“Inflasi diperkirakan turun hingga 7,5% y-y. Sementara itu Bank Indonesia yakin neraca perdagangan kembali surplus US$760 juta,” kata Rangga.
Gerak Rp/US$
Tanggal | Rp/US$ |
25/1 | 11.394 |
24/1 | 11.380 |
21/1 | 11.425 |
Sumber: Bloomberg Dollar Index,2014