Bisnis.com, LONDON - Nilai tukar euro terhadap dolar Amerika Serikat menguat ke level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir.
Penguatan tersebut disinyalir sebagai tanda perbaikan ekonomi di kawasan tersebut sekaligus adanya kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi China.
Euro naik 0,3% menjadi US$1,3950 setelah sempat level tertinggi pada Oktober 2011 di US$1,3967. Euro juga diprediksi akan tembus level resistance di angka US$1,4.
"Ada dukungan fundamental terhadap euro karena adanya surplus current account yang lebih besar di zona Euro dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki defisit," kata Arne Lohmann Rasmussen, Kepala Riset Valas Danske Bank A/S, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (13/2/2014).
Pemulihan kondisi ekonomi di zona euro tersebut diprediksi akan membuat Bank Sentral Eropa menolak untuk melonggarkan kebijakan sebagai strategi melawan risiko deflasi.
"Kebijakan yang diambil dan data yang mendukung sepertinya akan mendorong penguatan yang lebih tinggi," kata Ian Stannard, Ahli Strategi Morgan Stanley London.