Bisnis.com, JAKARTA— Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada hari ini, Senin (10/3/2014) dibayangi buruknya data China
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan data ekspor China yang anjlok, bisa menyebabkan penguatan mata uang Asia tertahan.
“Dolar yang terus melemah akan tetap menjaga tren penguatan rupiah, akan tetapi buruknya ekspor China berpeluang memicu pelemahan di hari ini,” kataRangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (10/3/2014).
Rangga mengemukakan mata uang euro mencapai rekor tertinggi, saaat dolar terus tertekan.
Euro mencapai rekor terkuatnya selama 1 tahun, ujarnya, terakhir setelah secara konsisten data AS diumumkan relatif memburuk.
Walaupun non-farm payrolls lebih baik dari ekspektasi, tambahnya, tingkat unemployment yang naik dan penyaluran kredit yang kurang baik menjaga dolar index bergerak di bawah 80.
“Sore ini penting ditunggu data Sentix Investor Confidence Zona Eropa,” kata Rangga.
Pergerakan rupiah/US$
Tanggal | Rp/US$ |
7/3 | 11.440 |
6/3 | 11.482 |
5/3 | 11.582 |
4/3 | 11.598 |
Sumber:Bloomberg Dollar Index, 2014