Bisnis.com, JAKARTA— Sentimen dalam dan luar negeri mempengaruhi penguatan signifikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin (13/1/2014), dan ‘vitamin’ dominannya adalah menguatnya kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat.
Analis BNI Securities Thendra Crisnanda mengatakan yang mendapaykan ‘angin segar’ sejalan penguatan indeks, tidak hanya Indonesia tapi juga bursa di negara berkembang lainnya.
“(Melejitnya IHSG merupakan) refleksi nilai tukar rupiah atas dolar AS yang menguat,” kata Thendra saat dihubungi Senin (13/1/2014).
Sentimen positif bagi pergerakan IHSG, selain penguatan rupiah atas dolarAS, adalah:
- Adanya kontradiksi data tenaga kerja Amerika Serikat
Thendra mengatakan rilis data tenaga kerja nonfarm payroll AS dibawah ekspektasi, Yaitu hanya 72.000, sementara prediksinya 197.000. Sementara itu rilis tenaga pengangurannya menurun dari 7% menjadi 6,7%. Kontradiksi ini menggambarkan belum pastinya pengurangan stimulus oleh bank sentral The Federal Reserve
- Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) 7,5%
- Cadangan devisa dalam negeri yang meningkat
- Ekpektasi inflasi 2014 yang bisa lebih ditekan
Seperti diketahui IHSG ditutup melesat 3,19% ke level 4.390,77 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (13/1/2014).
Kenaikan indeks itu merupakan kenaikan yang tertinggi sejak 1Juli 2013. Positifnya IHSG sejalan dengan pergerakan bursa global yang menguat.