Bisnis.com, JAKARTA - PT Suparma Tbk (SPMA) memperoleh fasilitas kredit senilai US$20 juta dari PT.Bank ICBC Indonesia dan PT.Bank Muamalat Indonesia Tbk yang akan digunakan untuk pengembangan bisnis produsen kertas itu.
Sekretaris Perusahaan Suparma Buyung Oktoviano mengatakan perseroan memperoleh fasilitas kredit masing-masing US$10 juta dari kedua bank tersebut.
Perusahaan yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur itu mendapatkan fasilitas kredit import revolving senilai itu dari Bank ICBC Indonesia.
“Sementara itu Bank Muamalat memberikan fasilitas pembiayaan jangka panjang kepada perseroan sebesar US$10 juta itu dengan jangka waktu 5 tahun dan masa tenggang (grace period) 1 tahun,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (8/1/2014).
Menurutnya, pinjaman itu akan digunakan perseroan untuk membeli mesin kertas No.9 yang mampu memproduksi kertas tisu sebanyak 65 ton per hari.
Hal itu merupakan upaya Suparma dalam menggenjot kapasitas produksi kertas guna mengantisipasi meningkatnya permintaan kertas tisu beberapa tahun ke depan.
Dengan adanya tambahan mesin tersebut, kapasitas terpasang perseroan akan meningkat 12,8% menjadi 220.000 ton per tahun.
Dia mengungkapkan total investasi proyek mesin kertas no.9 itu mencapai US$25 juta. “Mesin utamanya dibeli dari Metso Paper Sweden AB dengan nilai US$11,3 juta,” ungkapnya.
Untuk menutupi kekurangan dana US$5 juta, perseroan akan menggunakan kas internal yang dinilai tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perseroan.