Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Investasi: Investor ‘Patah Hati’ dengan Emas

Kemesraan investor selama 12 tahun berhubungan dengan emas berakhir pada 2013. Mereka meninggalkan logam mulia untuk beralih ke pasar modal di negara-negara maju di dunia, sehingga harga saham global sebagian besar melonjak .
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

 Bisnis.com, NEW YORK--Kemesraan investor selama 12 tahun berhubungan dengan emas berakhir pada 2013.  Mereka meninggalkan logam mulia untuk beralih ke pasar modal  di negara-negara maju di dunia, sehingga harga saham global sebagian besar melonjak .

Sebagai gambaran indeks 500 Standard & Poor ( SPX ) melonjak ke rekor yang luas.  Akibatnya, obligasi di seluruh dunia kekurangan uang untuk pertama kalinya sejak 1999.

Adapun sasaran investasi pada emas, menurut Quincy Krosby  seorang analis pasar di Prudential Financial Inc, hanya singgah 28% yang berarti terburuk dalam lebih dari tiga dekade.

"Investor patah hati dengan emas. Aksi jual adalah salah satu pembersihan terdalam di kelas aset yang pernah saya lihat . Mereka masuk ke emas karena mereka melihat momentum berkelanjutan . Sampai akhirnya berhenti . Dan itu berhenti keras, " paparnya.

Permintaan emas batangan sebagai pemelihara kekayaan runtuh karena ekonomi global menunjukkan tanda-tanda membaik dan stimulus bank sentral , dipimpin oleh Federal Reserve,  gagal menyalakan inflasi yang diantisipasi oleh fund manager hadge dan pembeli emas.

Sebaliknya, keinginan investor beralih ke dalam ekuitas telah memacu kenaikan indeks bursa negara berkembang hingga 20%.

Harga emas telah naik lebih dari 600%  dari awal 2001 sampai puncaknya US$1,923.70 per ounce pada September 2011. Reli dipercepat setelah Fed menurunkan suku bunga mendekati nol pada 2008 dan investor mulai membeli obligasi dan saham, suatu fenomena yang jarang  terjadi sebelumnya. (Bloomberg)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswires
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper