Binis.com, JAKARTA—Hari ini, Jumat (20/12/2013) PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ/JFX) meluncurkan 2 kontrak multilateral, yaitu kopi dan emas dalam satuan gram lebih kecil serta pasar fisik karet.
Sebelumnya, BBJ sudah mentransaksikan kontrak emas dalam satuan yang relatif besar, yaitu 1 kilogram, 250 gram, dan 100 gram. Kini BBJ menyediakan kontrak dengan satuan lebih kecil, yaitu 5 gram, 10 gram, 25 gram, dan 100 gram. Selain itu, BBJ juga menyediakan kontrak berjangka kopi robusta dan kopi arabika.
Analis dari PT Millennium Penata Futures Suluh Wicaksono mengatakan emas dengan satuan kecil tersebut menjadi kabar bagus bagi pelaku pasar dan pialang.
“Ketika JFX menggulirkan kontrak berjangka emas dengan nominal lebih kecil ini bisa menjangkau pelaku ritel,” katanya saat dihubungi Bisnis.
Dia menilai kontrak berjangka emas bakal lebih terjangkau bagi masyarakat. Selama ini, menurutnya, emas memang menjadi salah satu kontrak favorit. Dengan variasi produk yang lebih banyak dan lebih terjangka, hal ini bisa meningkatkan volume dan pada akhirnya mengerek likuiditas.
“Emas yang kecil ini akhirnya banyak yang ikut dan menjadi lebih likuid dan ikut mendongkrak emas dengan pecahan besar,” kata Suluh.
Hal senada juga diungkapkan oleh analis dari PT Phillip Futures Juni Sutikno. Dia juga menyambut positif kehadiran kontrak multilateral kopi. “Kalau dari kita positif banget karena ini memang hasil dari Indonesia sendiri. Kopi juga punya likuiditas yang tinggi,” katanya.
Di sisi lain, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane turut menyambut baik pasar fisik yang diluncurkan BBJ. Terlebih Indonesia adalah salah satu penghasil karet terbesar di dunia. Menurutnya ada 3 keunggulan yang diperoleh petani dan pengusaha karet melalui pasar fisik tersebut.
Pertama, pembeli dan pedagang bisa saling bertemu dengan mekanisme bursa tersebut. Kedua, hal ini menutup kemungkinan monopoli, dan ketiga mekanisme perdagangan di bursa membuat transaksi lebih transparan.
“Kita bisa menentukan dimana produktivitas dan kualitas [karet Indonesia], bisa jadi salah satu tolak ukur untuk memanukan Indonesia sebagai supply karet,” kata Aziz.
Sebagai catatan, Indoneia tercatat sebagai 3 besar produsen dan eksportir karet dan kopi terbesar di dunia. Indonesia tercatat mengekspor 2,44 juta ton karet selama 2012. Tahun ini, perkiraan produksi karet mencapai sekitar 2,7 juta ton.
Sementara itu di bidang kopi, ekspor Indonesia mencapai 530.000 ton dengan nilai US$1,6 miliar tahun lalu. Adapun hingga Juli 2013, data dari Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menunjukkan total ekspor berbagai produk kopi dari Indonesia mencapai 337.007,59 ton. Tahun ini, produksi kopi diperkirakan bakal meningkat 5%.
Hingga saat ini, JFX sudah mentransaksikan beberapa kontrak berjangka seperti olein, emas, dan kakao. Sementara untuk pasar fisik, JFX sudah menyelenggarakan pasar fisik minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).