Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mencetak rugi bersih sebesar US$11,3 juta sepanjang 9 bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dirilis, rugi bersih yang diraih pada periode itu menurun 81,4% dari realisasi rugi bersih periode yang sama tahun lalu US$61,1 juta.
Pencapaian positif itu didukung oleh peningkatan pendapatan bersih sebesar 6,2% dari US$1,7 miliar menjadi US$1,8 miliar.
Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan meningkat 3,4% menjadi US$1,7 miliar, sehingga membuat laba kotor perseroan sedikit menjadi US$58,6 juta dari semula US$12,3 juta.
Sementara itu, rugi sebelum pajak perusahaan yang dimiliki pengusaha nasional Prajogo Pangestu itu menurun dari US$76,04 juta menjadi hanya US$11,1 juta.
Sebelumnya diberitakan, Chandra Asri sedang mencari pinjaman bank US$275 juta untuk mendanai proyek peningkatan kapasitas produksi naphtha cracker dengan total investasi US$380 juta.
Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi menuturkan pendanaan proyek tersebut direncanakan berasal dari dua skema, yakni penerbitan saham baru (rights issue) dan pinjaman perbankan.
“Dari rights issue, kami alokasikan US$105,3 juta, sedangkan sisanya sebesar US$275 juta dari sindikasi bank asing yang sedang dijajaki saat ini,” katanya usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Kamis (31/10/2013).
Produsen kimia milik pengusaha nasional Prajogo Pangestu itu berencana meningkatkan kapasitas produksi ethylene dari 600.000 ton per tahun menjadi 860.000 ton per tahun.
Sementara itu, produk propylene akan dinaikkan dari 320.000 ton per tahun menjadi 470.000 ton per tahun, mixed C4 dari 220.000 ton per tahun menjadi 315.000 ton per tahun, dan py-gas dari 280.000 ton per tahun menjadi 400.000 ton per tahun.