Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alcatel-Lucent Pangkas 10.000 Karyawan Akibat Rugi Menggunung

Bisnis.com, PARIS - Alcatel- Lucent SA ( ALU ) berencana memangkas 10.000 karyawan, seiring dengan langkah Chief Executive Officer Michel Combes untuk menekan biaya guna mengembalikan keuntungan produsen peralatan jaringan Prancis itu.

Bisnis.com, PARIS - Alcatel- Lucent SA ( ALU ) berencana memangkas 10.000 karyawan, seiring dengan langkah Chief Executive Officer Michel Combes untuk menekan biaya guna mengembalikan keuntungan produsen peralatan jaringan Prancis itu.

Pemangkasan itu mencakup 14% dari karyawan Alcatel-Lucent di seluruh dunia. Hingga akhir Desember, perusahaan yang berbasis di Paris ini memiliki 72.000 orang karyawan.

Alcatel- Lucent SA menyatakan pemangkasan karyawan itu mencakup 4.100 orang di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, sebanyak 3.800 orang di Asia, dan 2.100 orang di Amerika.

Alcatel-Lucent mempercepat upaya pemulihan setelah sebelumnya melakukan PHK atas ribuan karyawannya, serta merestrukturisasi dan penjualan aset namun gagal membendung kerugian.

Pemangkasan karyawan tersebut dipengaruhi oleh tekanan terhadap harga peralatan dan investasi yang lebih lambat dari operator Eropa, serta persaingan dari China Huawei Technologies Co, memaksa Alcatel- Lucent dan pesaing seperti Nokia Oyj (NOK1V), unit jaringan gigi.

“Ini adalah sesuatu yang perlu dilakukan Alcatel,” kata Eric Beaudet, analis di Natixis Securities di Paris, yang merekomendasikan membeli saham Alcatel-Lucent. "Daya tarik rencana cukup besar dan menunjukkan tekad manajemen melaksanakan turnaround dengan cepat.”

Sebuah organisasi yang ramping bisa membuat Alcatel- Lucent target menjadi lebih menarik bagi pengakuisisi.

Nokia, yang dirancang menjadi menjadi produsen jaringan nirkabel setelah penjualan unit bisnis handset, sedang mengevaluasi link-up dengan Alcatel -Lucent, kata beberapa orang yang mengetahui masalah ini bulan lalu.

Saham Alcatel- Lucent naik 1,7% menjadi 2,94 euro pada pukul 10:21 di Paris. Saham Alcatel telah hampir naik tiga kali lipat tahun ini, meskipun masih turun lebih dari 90% dari puncaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper