Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran AS Hadapi Jalan Buntu, Tembaga Jatuh Pertama Kali Dalam 5 Hari

Bisnis.com, TOKYO – Tembaga jatuh untuk pertama kalinya sejak 5 hari terakhir setelah pemerintah AS dihadapkan pada potensi pengetatan ekonomi pascakebuntuan anggaran. Adapun timah dan nikel juga anjlok.

Bisnis.com, TOKYO – Tembaga jatuh untuk pertama kalinya sejak 5 hari terakhir setelah pemerintah AS dihadapkan pada potensi pengetatan ekonomi pascakebuntuan anggaran. Adapun timah dan nikel juga anjlok.

Tembaga untuk pengiriman 3 bulan di London Metal Exchange terpangkas 0,2% ke level US$7.285 per metrik ton pada pukul 10.17 di Tokyo. Harga tersebut melonjak 8,2% pada kwartal lalu, yang merupakan penguatan terbesar sejak Maret 2012.

Namun, harga tembaga masih lebih rendah 8,2% pada tahun ini.

Kontrak berjangka untuk pengiriman Desember hanya mengalami pergerakan tipis pada level US$3,3195 per pound di Comex di New York.

Seiring dengan deadlocked Kongres, sebelum pengetatan parsial pemerintah sejak 17 tahun terakhir, Presiden Barack Obama telah mendesak para pengambil kebijakan untuk meloloskan pembiayaan dan tidak menghambat legislasi tunjangan kesehatan untuk keberlanjutan ekonomi.

Bahkan jika Kongres menyelesaikan pertarungan anggaran dengan batas waktu tengah malam, anggota parlemen AS akan pindah ke sengketa fiskal berikutnya atas meningkatkan plafon utang US$16,7 triliun.

"Soal anggaran AS adalah isu utama bagi semua pasar hari ini," kata Hiroyuki Kikukawa, general manager penelitian pada Nihon Unicom Inc di Tokyo. "Ada juga rintangan lain dari plafon utang pemerintah AS, membuat investor enggan untuk mengambil risiko untuk saat ini."

Sementara itu, indeks manufaktur resmi China bertumbuh kurang dari angka perkiraan ekonom pada September, sehari setelah sebuah acuan pabrik keliru dalam perkiraan awal. Pasar China ditutup dari hari ini sampai 7 Oktober untuk liburan Hari Nasional.

Di LME, aluminium dan seng sedikit berubah. Adapun timah tidak diperdagangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper