Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) merosot ke level terendah selama 6 minggu terakhir, karena penurunan harga minyak mentah membuat investor beralih dari minyak nabati.
Kontrak untuk pengiriman Desember turun 1,1% ke posisi 2.268 ringgit (US$706) per ton di Bursa Malaysia Derivatives siang ini, Kamis (26/9/2013). Sepanjang bulan ini CPO tercatat turun 5,1% setelah sempat melonjak ke level tertinggi pada Agustus. Adapun kelapa sawit untuk pengiriman fisik pada Oktober ada di posisi 1.335 ringgit kemarin.
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November jatuh dalam 6 hari berturut-turut, karena pasokan minyak AS yang menggunung.
CPO tercatat sebagai bahan baku biodiesel dengan jumlah terbesar setelah minyak kedelai. Satu penelitian perusahaan di Hamburg mengemukakan sekitar 6,34 juta ton CPO akan diolah menjadi bahan bakar tahun ini. Angka tersebut naik 11% dibandingkan dengan tahun 2012.
Menurut CEO Sunvin Group Sandeep Bajoria di Mumbai, harga minyak mentah menurun dan menghapus insentif penggunaan CPO pada produksi biodiesel.
“Penyebab lain merosotnya harga CPO adalah nilai ekspor yang berkurang,” kata Bajoria.
Pengiriman dari Malaysia tercatat melonjak menjadi 1,24 juta ton pada hingga kemarin. Ekspor melonjak 6,25% dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan sebelumnya.
Meskipun naik, angka ini 13% lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor pada 20 hari pertama bulan ini.
Sementara itu, minyak kelapa sawit murni untuk pengiriman Januari turun 0,3% menjadi 5.384 yuan (US$880) per ton di Dalian Commodity Exchange. (ltc)