Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kian terpuruk dan ditransaksikan di atas Rp11.500 per dolar AS pagi ini.
Berdasarkan data kurs valas Bloomberg, rupiah di buka melemah 0,15% ke Rp11.428 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin Rp11.411 per dolar AS.
Pelemahan terus berlanjut pada pukul 09.22 WIB sebesar 1,24% ke Rp11.553 per dolar AS. Dan pada pukul 10.39 WIB, rupiah terus merosot 1,26% ke Rp11.555 per dolar AS.
Apa yang menyebabkan rupiah terus melemah? Dan sampai kapan pelemahan ini akan terus terjadi?
Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia dan Universitas Mercu Buana Didik Junaidi Rachbini mengatakan pelemahan rupiah merupakan dampak dari jebolnya defisit neraca perdagangan.
Seperti diketahui, per Juli 2013 defisit perdagangan melebar US$2,31 miliar dari US$846,6 pada Juni.
Defisit perdagangan migas tercatat sebesar US$1,85 miliar dan defisit perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$454,4 juta.
“Pelemahan rupiah hanya akibat saja. Akar masalahnya kan karena defisit perdagangan yang jebol. Pemerintah tidak bekerja efektif. Dan kepercayaan pasar pun berkurang,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/9/2013).
Dia mengatakan pelemahan memang tidak hanya terjadi pada rupiah tetapi juga terhadap mata uang Asia lainnya karena dolar AS yang menguat.
Dia pun memperkirakan pelemahan bisa terus berlanjut, sayangnya dia tidak menyebutkan seberapa buruk titik pelemahan itu akan terjadi.
“Faktor eksternal tentu ada, tetapi kalau kondisi internal kita kuat, pelemahan rupiah tidak akan separah ini. Dan ini memang arahnya terus melemah jika tidak cepat diatasi,” paparnya.