Bisnis.com, JAKARTA— Aksi pembelian kembali saham (buyback) oleh sejumlah kelompok konglomerat pasar modal di Indonesia dinilai perlu untuk menahan pergerakan bursa saham dari aksi jual.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam 3 hari pada pekan lalu berpotensi terganggu, setelah IMF memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan meningkatkan proyeksi inflasi Indonesia.
Dia menyebutkan IMF memperkirakan ekonomi bertumbuh hanya 5,25% pada tahun ini, turun tajam dari perkiraan sebelumnya 6,3%. Sementara itu untuk target inflasi, IMF mematok level 9,5%, naik dari sebelumnya 6%.
Proyeksi tersebut, lanjut dia, dikeluarkan seiring dengan penurunan ekspor dan lemahnya kepercayaan investor di Indonesia.
"Saat ini, hal yang kami tunggu adalah grup konglomerat mana lagi yang akan melakukan program buyback. Sebelumnya MNC Group telah berkomitmen untuk melakukan buyback," ujarnya, Senin (2/9/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan untuk inflasi Agustus 2013 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini diperkirakan berada pada kisaran 1%.
"Data lain yang ditunggu adalah berapa nilai ekspor Indonesia pada Juli, setelah Juni lalu mencapai US$14,74 miliar dan impor sebesar US$15,5 miliar. Juga defisit neraca perdagangan yang Juni lalu mencapai US$846,6 juta," paparnya.