Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Naik, Yield Obligasi Berpotensi Susut

Bisnis.com, JAKARTA--Peningkatan suku bunga acuan diprediksi bisa mendorong penyusutan imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun pada kisaran 8%-8,25% akhir 2013 atau menurun 40 basispoin dari level saat ini.

Bisnis.com, JAKARTA--Peningkatan suku bunga acuan diprediksi bisa mendorong penyusutan imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun pada kisaran 8%-8,25% akhir 2013 atau menurun 40 basispoin dari level saat ini.

 Analis Obligasi PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA) Fakhrul Aufa menilai kenaikan suku bunga acuan (BI rate) sebanyak 50 basispoin (bps) ke level 7% akan menyebabkan ekonomi Indonesia lebih atraktif dibandingkan negara regional.

 “Nantinya akan memicu capital inflow, investor asing akan terus beli jadi potensinya yield kembali turun ke level 8%-8,25%,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis(29/8/2013).

 Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), kepemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) per 28 Agustus 2013 tercatat Rp284,75 triliun atau 31,1% dari total dana yang sebesar Rp915,07 triliun. Jumlah itu terus menyusut dibanding periode akhir Mei dengan porsi 33,82% atau sebesar Rp302,94 33,82% dari total dana Rp895,77 triliun.

Di sisi lain, lembaga perbankan justru terus meningkatkan dananya di pasar obligasi mencapai Rp19,15 triliun sehingga menembus level Rp325,41 triliun dari porsi akhir Mei yang hanya Rp306,26 triliun.

Dana pensiun juga membuktikan komitmennya untuk mendongkrak pasar obligasi dengan peningkatan dana menjadi Rp37,31 triliun dari posisi akhir Mei Rp28,46 triliun.

Adapun, porsi individu menyusut Rp2,1 triliun, reksa dana menurun Rp2,09 triliun, dan lembaga asuransi mengurangi dananya hingga Rp3,23 triliun dalam kurun waktu 3 bulan terakhir.

Namun, skenario akan berbalik jika pemerintah tidak bisa mengendalikan depresiasi rupiah dan inflasi beberapa bulan ke depan. Laju inflasi yang terlalu cepat dan pelemahan rupiah yang tidak bisa terbendung akan membuat pasar obligasi tidak kompetitif dan kembali menekan harga.

Analis PT Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memprediksi yield obligasi akan melambung hingga di atas 9% jika pemerintah gagal menjinakkan kenaikan harga bahan pangan dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Dia menjelaskan teori sudah terbukti jika BI rate meningkat maka harga obligasi seringkali tertekan dan secara bersamaan yield akan melambung.

“Setidaknya akan [kenaikan yield] berlangsung sampai akhir tahun ini, sebab Bank Indonesia kemarin menyatakan inflasi sampai akhir tahun ini bakal terkerek menjadi 8,6%-9,2%,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper