Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah diminta untuk segera melakukan penyelesaian terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang dinilai semakin liar.
Analis MNC Securities Reza Nugraha mengatakan anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) ke bawah level psikologis 4.000 menunjukkan terjadinya kepanikan, baik investor domestik maupun asing, terhadap pergerakan nilai tukar yang membuat mereka menarik dana sementara dari pasar modal.
“Tadi rupiah sempat menyentuh level Rp11.255 per dolar AS yang merupakan pelemahan paling dalam setidaknya dalam 2 tahun terakhir. Pergerakan rupiah yang tidak terkendali ini menyebabkan investor panik, sehingga tarik dana, dan membuat IHSG turun tajam,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (27/8/2013).
Dia mengatakan pemberian empat kebijakan stimulus dari pemerintah masih belum menjawab kekhawatiran pelaku pasar terhadap perbaikan ekonomi, tertutama di pasar valuta asing (valas).
“Stimulus dari pemerintah belum membei ketenangan. Intervensi yang dilakukan juga belum meyakinkan. Yang diinginkan pelaku pasar adalah pemerintah benahi pergerakan pasar valas, selesaikan segera masalah kurs,” tambahnya.
Pelemahan rupiah ini, lanjut dia, juga sangat berdampak buruk terhadap perusahaan-perusahaan terutama yang banyak melakukan import dan memiliki utang dalam dolar.