Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Berharap Paket Kebijakan Ekonomi Berlaku Jangka Panjang

Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas bursa berharap paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berlaku jangka panjang, bukan hanya sebagai respons jangka pendek terhadap gejolak di sektor keuangan yang terjadi saat ini.

Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas bursa berharap paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berlaku jangka panjang, bukan hanya sebagai respons jangka pendek terhadap gejolak di sektor keuangan yang terjadi saat ini.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hoesen mengatakan otoritas bursa mengapresiasi langkah pemerintah yang merespons situasi ekonomi terkini dengan positif.

Menurutnya, bursa tidak dalam kapasitas untuk bisa mengintervensi.

“Paket kebijakan itu urusan pemerintah. Bursa tidak pernah dalam posisi itu, kami ini penyelenggara, fasilitator di pasar. Paket itu lebih ke kebijakan pemerintah, bank sentral, dan OJK [Otoritas Jasa Keuangan],” ujarnya ketika ditemui di Gedung BEI, Jumat (23/8/2013).

Berbeda dengan di sektor keuangan, lanjutnya, saat orang mau membeli saham di pasar modal, ada nilai saat ini (present value) dan nilai masa depan (future value). Contohnya, ada orang yang menanam kebun yang baru berproduksi dalam usia 4 tahun.

“Itu kan belum berbuah besar, tapi orang sudah tahu puncak produksinya di usia berapa tahun? Makanya ada orang yang berani beli saham perusahaan itu dengan harga yang lebih mahal, ada yang 2 kali PBV [Price to Book Value], ada yang 3 kali PBV, karena mereka melihat nilai masa depan,” ujar Hoesen.

Dengan demikian, lanjutnya, paket kebijakan akan menentukan bisnis tersebut akan dilanjutkan atau tidak. Tapi kalau pemerintah punya paket kebijakan di sektor tertentu, artinya sektor tersebut dinilai punya prospek bisnis yang bagus.

“Menurut saya paket kebijakan itu bukan jangka pendek, mestinya jangka panjang,” ujar Hoesen.

Meski terjadi gejolak pasar saat ini, namun Hoesen tetap percaya dan optimistis beberapa calon emiten tetap merealisasikan niat mereka melantai di bursa pada semester II/2013. Menurutnya, keputusan perusahaan masuk ke pasar modal bergantung pada kebutuhan permodalan perusahaan itu masing-masing.

“Pasar modal itu kan tempat mencari pendanaan, pilihannya itu perusahaan mau cari dana dari bank atau ke sini [pasar modal]? Waktu 2008 [saat krisis] itu emiten yang listing cukup banyak kok, saat 2004—2005 juga. Padahal ada pemilu dan kondisi pasar sedang seperti itu,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper