Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Filipina Terjerambab ke Titik Terendah 5 Tahun

Bisnis.com, MANILA - Saham Filipina jatuh, dengan indeks acuan mencatat penurunan intraday terbesar sejak Oktober 2008, menyusul pembukaan kembali perdagangan pasar lokal setelah penutupan 3 hari. Peso melemah ke level terendah 2 bulan dan obligasi menurun.

Bisnis.com, MANILA - Saham Filipina jatuh, dengan indeks acuan mencatat penurunan intraday terbesar sejak Oktober 2008, menyusul pembukaan kembali perdagangan pasar lokal setelah penutupan 3 hari. Peso melemah ke level terendah 2 bulan dan obligasi menurun.

Indeks Bursa Efek Filipina (PComP) menurun 6,9% sebelum mengupas kerugian menjadi 5,5% pada pukul 11.03 waktu setempat. Indeks itu tenggelam ke posisi 6.164,18, menuju level terendah sejak 26 Juni.

Philippine Long Distance Telephone Co (TEL), perusahaan telepon terbesar di negara itu, turun 4,1%. SM Investments Corp (SM), pemilik operator mal-mal terbesar, turun 7,3%. Peso melemah 1% menjadi 44,12 per dolar, sementara itu imbal hasil obligasi pemerintah naik ke level tertinggi 1 bulan.

Bursa negara itu telah ditutup dan perdagangan mata uang dan utang dihentikan minggu ini karena banjir di Manila dan hari libur umum, kemarin.

Indeks MSCI Asia Tenggara anjlok 5,5% selama periode ke level terendah sejak Juli 2012, sementara itu rupiah Indonesia turun 3,7% dan baht Thailand turun 1,9%.

Gubernur Bank Sentral Filipina Amando Tetangco mengatakan kemarin dia mengharapkan volatilitas di pasar lokal dan bahwa pembuat kebijakan dapat bertindak untuk meminimalkan perubahan dalam nilai tukar.

"Penurunan ini terlihat sangat signifikan, namun mengingat pasar kami telah ditutup dalam 3 hari terakhir kami hanya bermain mengejar ketinggalan dengan pasar global," kata Rico Gomez, seorang manajer uang di Manila di Rizal Commercial Banking Corp, yang mengawasi sekitar US$ 2,8 miliar.

"Ini hanya indikasi reaksi pasar Asia terhadap perkembangan global dan kekhawatiran bahwa AS akan mulai memangkas stimulus."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper