Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok, Kurangi Komentar Tak Kondusif

Bisnis.com, JAKARTA— Analis menilai pemerintah sebaiknya lebih terbuka dalam memberi komentar terkait kondisi ekonomi saat ini, serta menunjukkan cara penyelesaiannya. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai komentar pemerintah

Bisnis.com, JAKARTA— Analis menilai pemerintah sebaiknya lebih terbuka dalam memberi komentar terkait kondisi ekonomi saat ini, serta menunjukkan cara penyelesaiannya. 

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai komentar pemerintah yang menyatakan kondisi ekonomi Indonesia masih aman, dapat memperparah pelemahan nilai tukar rupiah dan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG)

Menurutnya komentar sejumlah pejabat pemerintah dari Presiden, menteri, dan level di bawahnya tidak kondusif dan tidak pada tempatnya. 

Bahkan, lanjut dia, komentar tersebut cenderung menunjukkan pemerintah tidak mengerti kondisi market yang sebenarnya. 

"Jadi yang dinantikan adalah bagaimana cara pemerintah mengatasi hal ini, dan sebaiknya pemerintah sebaiknya puasa berbicara yang tidak kondusif," ungkapnya, Selasa (20/9/2013). 

Seperti diketahui, kemarin (Senin, 19/8/2013), IHSG ditutup anjlok dan rupiah semakin melemah. 

Edwin mengatakan setidaknya ada dua penyebab hal tersebut yakni, fundamental dan sentimen global.

Adapun yang termasuk kategori fundamental adalah:

  • Ekspektasi inflasi Agustus 2013 yang masih tinggi
  • Tidak dinaikkannya BI Rate
  • Terjadinya defisit anggaran
  • Defisit perdagangan & defisit Current Account yg mencapai 4.4% pada kuartal II/2013
  • Perlambatan PDB, Thailand yang mulai masuk resesi
  • Rencana pengurangan paket stimulus The Fed. 

Terkait penurunan IHSG, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya menilai pelemahan tersebut perlu dicermati, tetapi belum mengarah pada kondisi 2008 saat krisis keuangan global terjadi. 

Sementara itu, terkait pelemahan rupiah, Bank Indonesia menyatakan hal tersebut sejalan dengan depresiasi mata uang regional dan faktor defisit transaksi berjalan triwulan II yang melebar menjadi 4,4% dari Produk Domestik Bruto.  (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper