Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tembaga Turun Gara-gara Ekonomi China Lesu

NEW YORK—Nilai tembaga berjangka jatuh untuk pertama kalinya dalam 3 hari pada tanda-tanda bahwa perekonomian China akan berkembang kurang dari perkiraan pemerintah, konsumen terbesar di dunia logam industri.

NEW YORK—Nilai tembaga berjangka jatuh untuk pertama kalinya dalam 3 hari pada tanda-tanda bahwa perekonomian China akan berkembang kurang dari perkiraan pemerintah, konsumen terbesar di dunia logam industri.

Menteri Keuangan Cina Lou Jiwei mengatakan, pertumbuhan ekonomi di level rendah 6,5% dapat ditoleransi di masa depan. Ia mengungkapkan keyakinan bahwa ekspansi akan menjadi 7% tahun ini setelah pemerintah menetapkan target 7,5% pada Maret.

Menurut analis yang disurvei oleh Bloomberg, besaran angka tentang produk domestik bruto jatuh tempo pada 15 Juli, dan PDB akan melemah untuk kesembilan kalinya dalam 10 kuartal

Edward Meir, analis INTL FCStone di New York, mengatakan, hal tersebut adalah penilaian yang agak serius dari pembuat kebijakan senior

"Untuk saat ini, kami lebih suka menahan diri untuk melihat mana hal-hal positif dalam pengumuman makro yang akan keluar pada akhir pekan ini," ujarnya seperti dikutip di Bloomberg hari ini, Sabtu (13/7/2013).

Harga tembaga berjangka untuk pengiriman September turun 0,7% untuk menetap di US$3,155 per pon pada pukul 01.13 di Comex, New York. Harga melonjak 3,7% dalam 2 hari sebelumnya, karena spekulasi bahwa China dan AS akan mempertahankan kebijakan stimulus ekonomi.

Survei Bloomberg menunjukkan, pada kuartal kedua, ekonomi China mungkin tumbuh 7,5% dari tahun sebelumnya, turun dari 7,7% dalam 3 bulan sebelumnya. Macquarie Group Ltd mengurangi perkiraan untuk pertumbuhan tahun ini menjadi 7,3% dan 6,9% pada 2014.

Tembaga turun hari ini karena dolar AS rebound terhadap 10 mata uang, mengurangi permintaan terhadap komoditas sebagai alternatif investasi. Adapun di London Metal Exchange, nilai tembaga untuk pengiriman 3 bulan turun 0,7% menjadi US$6.954 per ton (US$3,15 per pon).

Lebih lanjut, pada minggu ini, harga naik 2,4%, terbesar dalam 2 bulan. Sementara jumlah stok yang dipantau oleh LME turun 2,9%, penurunan terbesar sejak Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper