Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan menguat 0,65%, menjadi 4.633,11 dari akhir pekan lalu 4.602,80, sementara penaikan BI rate disinyalir tidak berkontribusi banyak, dan pasar saham masih akan volatile.
Sepanjang pekan ini, indeks secara total mencetak aksi jual bersih Rp1,74 triliun, turun 13% dari pekan lalu, Rp2 triliun. Adapun jumlah volume perdagangan selama sepekan sebanyak 24,23 miliar saham. Sementara transaksi sepekan sebesar Rp30,54 triliun, naik 36,64% dari pekan sebelumnya.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, setelah pada pekan sebelumnya indeks diwarnai aksi window dressing, aksi jual masih menerpa IHSG pada awal pekan ini.
“Tapi setelah The Fed, bank sentral AS, menyatakan akan meneruskan program stimulusnya, pemodal asing mulai masuk kembali ke bursa saham. Hal itu membuat indeks rebound,” ujarnya pada Bisnis, Jumat (12/7/2013).
Sementara itu, perihal penaikan BI rate, menurutnya, besaran penaikan itu terlalu tinggi dan jika pasar tidak siap maka hal itu bisa memperburuk situasi dan menekan beberapa sektor saham seperti perbankan dan properti.
“Namun kenyataannya saham perbankan malah rebound pada perdagangan lalu, menurut saya hal itu karena di IHSG, beberapa saham big cap adalah perbankan,” kata Satrio.
Harry Su, Kepala Riset PT Bahana Securities mengatakan, secara perdagangan, indeks masih volatile saat ini, karena pergerakannya masih di kisaran 4.500-an.
“Penaikan BI rate bagi saya memang perlu, hal itu untuk mengontrol inflasi, dan mengontrol arus dana yang keluar,” kata Harry pada Bisnis, Jumat (12/7/2013).
Dia menambahkan, untuk ke depannya, IHSG masih akan volatile, dan uptrend masih belum stabil. Menurutnya para pelaku pasar masih meraba besaran inflasi yang akan terjadi.
Purwoko, analis PT Panin Sekuritas mengatakan IHSG pada perdagangan Jumat (12/7/2013) ditutup menguat ditengah perdagangan yang sangat volatile.
“Kenaikan indeks menyusul komentar Ben Bernanke yang mendukung keberlangsungan stimulus untuk saat ini. Data klaim tunjangan pengangguran pekan lalu naik tertinggi dalam 2 bulan terakhir,” ujarnya dalam analisa, Jumat (12/7/2013).
Meski begitu hal tersebut merupakan siklus yg wajar setiap Juli karena pabrik otomotif di AS tutup utk melakukan perbaikan tahunan. Kenaikan BI rate Kamis pekan lalu disambut positif oleh pasar karena dinilai merupakan tindakan yg tepat untuk meredam fluktuasi rupiah dan IHSG.
“Tetapi di satu sisi BI juga menambah aturan LTV untuk pembelian rumah kedua dan ketiga sehingga diperkirakan akan berdampak untuk emiten properti secara umum,” kata Purwoko.
Pada pekan depan dia memperkirakan IHSG akan bergerak volatile ditengah ancaman aksi ambil untung. Kisaran support-resistance untuk awal pekan depan 4.605-4.688.
Pada perdagangan Jumat (12/7) lalu, IHSG ditutup naik 28,89 poin atau 0,63% ke 4.633,11. Perdagangan tercatat dengan frekuensi 146.951 transaksi yang mencetak total volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 5,74 miliar saham.
Dalam perdagangan Jumat (12/7), sebanyak 128 saham naik, 104 saham turun, 116 tak bergerak, dan 139 tak ditransaksikan. Transaksi yang dibukukan sebesar Rp6,58 triliun, terdiri dari transaksi di pasar reguler Rp5,22 triliun dan pasar negosiasi Rp1,35 triliun. Di tengah transaksi itu, investor asing membukukan total jual bersih (nett buy) Rp282,26 miliar.
Pergerakan sektor-sektor dalam IHSG antara lain sektor agrikultur yang anjlok 0,79%, sektor basic-industries naik 0,87%, sektor konstruksi dan properti turun 0,66%, sektor consumer goods turun 0,28%, sektor finance naik 1%, sektor infrastruktur naik 1,04%, sektor pertambangan naik 1,27%, sektor aneka industri naik 0,21%, dan sektor perdagangan naik 1,36%.
Saham-saham yang menempati top gainers antara lain PT Merck Tbk (MERK) yang melonjak 20%, diikuti oleh PT Timah (Persero) Tbk (TINS) yang naik sebesar 15,24% dan PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) yang naik 13,85%.
Sementara itu, saham-saham yang menempati top loosers adalah PT Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) yang anjlok 21,67%, PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) yang merosot 16,67%, dan PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) yang turun 9,65%.
Adapun pergerakan bursa saham regional Asia, indeks Hang Seng tercatat turun 0,75%, indeks Nikkei stagnan, dan indeks Straits Times turun 0,40%. Mata uang rupiah terapresiasi menjadi Rp9.991 per dolar AS dengan kurs tengah sebesar Rp9.980. Sementara indeks Bisnis27 menguat 3,95 poin atau 1,03% dari 380,74 menjadi 384,69.
Data sepekan
------------------------------------------------------------------------------
Waktu Nett buy/sell Volume Value Frekuensi
(miliar) (miliar) (triliun)
--------------------------------------------------------------------------------
Jumat 282,26 5,74 6,58 146.951
Kamis 70,80 5,33 7,74 186.732
Rabu -592,88 4,92 6,13 167.189
Selasa -529,03 4,47 5,14 138.132
Senin -971,83 3,77 4,95 135.486
---------------------------------------------------------------------------------
Total -1.740 24,23 30,54 774.490
Total -2.000 18,44 22,35 622.726
Pekan lalu
----------------------------------------------------------------------------------
Perubahan(%) 13 31,39 36,64 24,37