Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yen Melemah, Karet Menanjak

TOKYO—Harga karet rebound dari level terendah dalam seminggu setelah mata uang Jepang melemah di bawah 101 per dolar, meningkatkan daya tarik kontrak berjangka dalam mata uang yen.

TOKYO—Harga karet rebound dari level terendah dalam seminggu setelah mata uang Jepang melemah di bawah 101 per dolar, meningkatkan daya tarik kontrak berjangka dalam mata uang yen.

Nilai kontrak karet untuk pengiriman Desember naik sebanyak 0,4% menjadi 241 yen per kilogram (US$2.383 per ton) dan berada di 240,3 yen pada Selasa (9/7/2013) pukul 12.11 di Tokyo Commodity Exchange. Nilai kontrak merosot ke 237 yen sebelumnya, level terendah untuk sebagian kontrak teraktif sejak 1 Juli.

Sementara itu, yen melemah menjadi 101,24 per dolar, mendekati level terendah dalam 5 minggu pada Senin (8/7). Para analis valas memperkirakan mata uang Jepang tersebut akan turun sekitar 9% tahun ini.

Takaki Shigemoto, seorang analis di perusahaan riset JSC Corp, mengatakan, nilai kontrak di Tokyo didukung oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan mengurangi stimulus dan menguatkan dolar terhadap yen. Sementara itu penaikan dibatasi oleh kekhawatiran perekonomian China yang melambat.

Harga jual produsen di China turun 2,7% pada Juni, menambah tanda-tanda perlambatan ekonomi bangsa dan meningkatkan permintaan kekhawatiran dapat melemah dari negara konsumen terbesar di dunia tersebut.

Adapun penurunan harga jual dari pabrik tersebut terus terjadi dalam satu dekade di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan nilai komoditas yang lebih rendah.

Lebih lanjut, nilai karet untuk pengiriman Januari di Shanghai Futures Exchange naik 0,4% menjadi 17.365 yuan (US$2.833) per ton. Adapun berdasarkan survei dari 9 gudang di Shanghai, Shandong, Yunnan, Hainan dan Tianjin, persediaan karet alam naik 125 ton menjadi 114.121 ton.

Menurut Institut Penelitian Karet Thailand, karet free on-board Thailand tidak berubah sebesar 82,45 baht (US$2,62) kemarin kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper