BISNIS.COM, JAKARTA--Satu lagi perusahaan meramaikan bursa saham, kali ini perusahaan katup pipa PT Arita Prima Indonesia yang akan melepas 25% kepemilikan sahamnya dengan target raihan dana maksimal Rp75 miliar.
Benny Anwar, Vice President Corporate Finance PT Lautandhana Securindo selaku penjamin pelaksana emisi tunggal menyampaikan perseroan akan melepas saham sebanyak 250 juta lembar saham atau 25% dari total modal disetor yang dilakukan paling lambat akhir Oktober 2013.
“Kebutuhan dana perusahaan sekitar Rp70 miliar-Rp75 miliar,” ujar Benny usai melakukan mini expose di Bursa Efek Indonesia, Senin (8/7/2013).
Menurutnya, Arita menggunakan laporan keuangan April tahun ini sehingga tenggat proses pencatatan saham berlangsung paling lambat 31 Oktober 2013.
Sebanyak 75% dana dari hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) digunakan sebagai modal kerja, sedangkan sisanya 25% untuk melunasi utang perbankan jangka pendek.
“Sejumlah proyek membutuhkan katup pipa jadi perusahaan membutuhkan modal kerja untuk menyediakan barang dalam jumlah besar dengan cepat,”katanya.
Dia menjelaskan Arita merupaka penyedia katup pipa atau keran bagi sejumlah proyek dengan penjualan terbesar untuk industri kelapa sawit.
Untuk rencana jangka panjang, lanjutnya, perseroan akan melebarkan sayap di bidang petrochemical, minyak dan gas, serta pembangkit tenaga listrik (powerplan).
Terkait kinerja keuangan, aset perusahaan yang terdiri dari modal dan liabilitas tercatat sebesar Rp220 miliar. Perseroan membukukan pendapatan Rp154 miliar sepanjang 2012 atau naik 49,5% dari raihan 2011 senilai Rp103 miliar, sedangkan omzet sampai April 2013 sebesar Rp50 miliar.
Laba bersih perseroan sepanjang 2012 tumbuh 50,7% menjadi Rp19,6 miliar dari capaian tahun sebelumnya Rp13 miliar. Sementara itu, keuntungan bersih pada 4 bulan pertama tahun ini tercatat Rp9,3 miliar.
“Proyeksi pertumbuhan sampai akhir tahun ini kira-kira hampir sama dengan pertumbuhan tahun sebelumnya,” sebutnya.
Arita merupakan anak usaha Unimech Group Berhad yang berbasis di Malaysia dengan kepemilikan saham mencapai 80%.